Rabu, 07 Desember 2022

Hasil Ruang Kolaborasi dan Demonstrasi Kontekstual - Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif I di Sekolah Menengah

Jelaskan Strategi Rancangan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Intrakurikuler dan Asesmen yang Efektif.

Pada sistem pembelajaran saat ini, perlu adanya strategi rancangan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran intrakurikuler dan asesmen yang efektif. Sehingga nantinya pelaksanaan dan penerapan kurikulum merdeka dapat dicapai oleh seluruh murid yang telah dijadikan sebagai target pembelajaran di setiap jenjang satuan pendidikan.

Dalam menerapkan strategi tersebut, diperlukan keterampilan dari tenaga pendidik sebagai guru untuk menyesuaikan sistem pembelajaran dengan fasilitas maupun daya dukung yang ada pada satuan pendidikan masing-masing. Dalam pelaksanaannya, ada tujuh tahapan mengenai perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang bisa dilakukan dan diterapkan oleh tenaga pendidik, sebagai berikut:

1.      Melakukan Analisis Pada Capaian Pembelajaran Untuk Tujuan dan Alur Pembelajaran

Capaian Pembelajaran merupakan titik akhir kompetensi pembelajaran yang harus dicapai oleh murid dalam belajar. Tahapan ini biasanya berlaku untuk setiap mata pelajaran di setiap jenjang satuan pendidikan yang terdiri dari kajian kompetensi dan lingkup pembahasan materi yang sudah disusun sedemikian rupa. Pada dasarnya, strategi rancangan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran intrakulikuler dan asesmen yang efektif disesuaikan dengan fase usia murid

2.     2. Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik

Adanya tahapan asesmen diagnostik, memiliki tujuan untuk memberikan identifikasi terhadap kompetensi, kekuatan, dan kelemahan murid. Hasil yang didapati akan digunakan untuk perencanaan pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid dalam mengembangankan kompetensinya

3.      3. Mengembangkan Modul Ajar

Dalam mengembangkan modul ajar, tenaga pendidik dapat mengembangkan perangkat ajar yang sudah digunakan dalam memperbaiki sistem pembelajaran melalui evaluasi. Sesuai dengan ketentuan, modul ajar yang ingin di kembangkan harus mencakup esensial, keterkaitan, memiliki makna dan menantang, serta berkesinambungan antara satu sama lain

4.      4. Penyesuaian Pembelajaran dengan Tahap Capaian dan Karakteristik Peserta Didik

Berdasarkan strategi rancangan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran intrakulikuler dan asesmen yang efektif menerapkan paradigma yang berpusat pada siswa.Guru sebagai tenaga pendidik dapat menyesuaikan proses pembelajaran yang telah di persiapkan berdasarkan kondisi lingkungan ruang lingkup belajar

5.      5. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif

Tenaga pendidik dapat menerapkan tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pengolahan asesmen formatif dan sumatif berdasarkan lima prinsip asesmen

6.      6. Pelaporan Kemajuan Belajar

Tahapan pelaporan kemajuan belajar yang paling efektif adalah dengan melibatkan antara orang tua, murid, dan tenaga pendidik untuk merefleksikan nilai dan melakukan evaluasi

7.      7. Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen

Dari enam tahapan yang sudah dijalankan, selanjutnya akan dievaluasi berdasarkan hasil yang sudah didapatkan pada tahapan-tahapan sebelumnya

1. Jelaskan Penerapan Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif sebagai bagian dari Proses Pembelajaran

      Asesmen formatif

Asesmen formatif yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar. Asesmen formaif terdiri dari:


  • Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini termasuk dalam kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar peserta didik yang dilaporkan dalam rapor. 
  • Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini juga termasuk dalam kategori asesmen formatif.

2.      Asesmen sumatif

Asesmen sumatif yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan pendidikan. Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan penilaian di akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.

Kedua jenis asesmen ini tidak harus digunakan dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar, tergantung pada cakupan tujuan pembelajaran. Pendidik adalah sosok yang paling memahami kemajuan belajar peserta didik sehingga pendidik perlu memiliki kompetensi dan keleluasaan untuk melakukan asesmen agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik masingmasing. Keleluasaan tersebut mencakup perancangan asesmen, waktu pelaksanaan, penggunaan teknik dan instrumen asesmen, penentuan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, dan pengolahan hasil asesmen. Termasuk dalam keleluasaan ini adalah keputusan tentang penilaian tengah semester. Pendidik dan satuan pendidikan berwenang untuk memutuskan perlu atau tidaknya melakukan penilaian tersebut.

 

Berikan contoh praktik baik asesmen formatif (as dan for learning) dan sumatif (of learning).

Contoh Pelaksanaan Asesmen Formatif

Asesmen formatif dapat dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan pembelajaran sampai dengan pelaksanaan pembelajaran. Di bawah ini ada contoh pelaksanaan asesmen formatif yaitu:

  1. Pendidik memulai kegiatan tatap muka dengan memberikan pertanyaan berkaitan dengan konsep atau topik yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. 
  2. Pendidik mengakhiri kegiatan pembelajaran di kelas dengan meminta peserta didik untuk menuliskan 3 hal tentang konsep yang baru mereka pelajari, 2 hal yang ingin mereka pelajari lebih mendalam, dan 1 hal yang mereka belum pahami. 
  3. Kegiatan percobaan dilanjutkan dengan diskusi terkait proses dan hasil percobaan, kemudian pendidik memberikan umpan balik terhadap pemahaman peserta didik.
  4. Pendidik memberikan pertanyaan tertulis, kemudian setelah selesai menjawab pertanyaan,  peserta didik diberikan kunci jawabannya sebagai acuan melakukan penilaian diri.
  5. Penilaian diri, penilaian antarteman, pemberian umpan balik antar teman dan refleksi. Sebagai contoh, peserta didik diminta untuk menjelaskan secara lisan atau tulisan (misalnya, menulis surat untuk teman) tentang konsep yang baru dipelajari.
  6. Pada pendidikan khusus, pelaksanaan asesmen diagnostik dilakukan untuk menentukan fase pada peserta didik sehingga pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, misalnya: salah satu peserta didik pada kelas X SMALB (Fase E) berdasarkan hasil asesmen diagnostik berada pada Fase C sehingga pembelajaran peserta didik tersebut tetap mengikuti hasil asesmen diagnostik yaitu Fase C.

            Umpan Balik

Mengapa umpan balik penting?

Umpan balik merupakan kumpulan informasi mengenai bagaimana seseorang melakukan suatu kegiatan.  Umpan balik biasanya berisi hal baik yang sudah dilakukan, hal yang butuh perbaikan dan hal yang bisa dikembangkan untuk aktivitas selanjutnya

Bagi guru

•    Memberi informasi perkembangan murid untuk memodifikasi pengajaran dan pembelajaran di masa depan.

Bagi Murid

•    Membantu murid untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan mereka sehingga murid dapat mengatur dan merasa berperan dalam proses pembelajaran mereka.

•    Memberikan umpan balik kepada sesama teman juga memberikan kesempatan bagi murid untuk belajar dari satu sama lain.

 

Contoh Pelaksanaan Asesmen Sumatif

Asesmen sumatif mempunyai beberapa konsep seperti pada uraian berikut:

a.       Metode evaluasi yang dilakukan di akhir pembelajaran.

b.      Asesmen sumatif seringkali memiliki taruhan tinggi karena berpengaruh terhadap nilai akhir murid sehingga sering diprioritaskan murid daripada asesmen formatif. 

c.       Umpan balik dari asesmen hasil akhir ini (sumatif) dapat digunakan untuk mengukur perkembangan murid untuk memandu guru dan sekolah merancang aktivitas mereka untuk projek berikutnya.

 

Contoh Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif

Asesmen dapat dilakukan secara berbeda di jenjang tertentu, sesuai dengan karakteristiknya. Untuk jenjang PAUD, teknik penilaian tidak menggunakan tes tertulis, melainkan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan kondisi satuan PAUD, dengan menekankan pengamatan pada anak secara autentik sesuai preferensi satuan pendidikan. Ragam bentuk asesmen yang dapat dilakukan, antara lain: catatan anekdot, ceklis, hasil karya, portofolio, dokumentasi, dll.

Untuk pendidikan khusus, asesmen cenderung lebih beragam karena perlu pendekatan individual. Pada Pendidikan Kesetaraan, asesmen mata pelajaran keterampilan dapat berbentuk observasi, demonstrasi, tes lisan, tes tulis, portofolio, dan/atau uji kompetensi pada Lembaga sertifikasi dan kompetensi.  

Sementara itu pada SMK, terdapat bentuk penilaian atau asesmen khas yang membedakan dengan jenjang yang lain, yaitu: Asesmen Praktik Kerja Lapangan (PKL), Uji Kompetensi Kejuruan, Ujian Unit Kompetensi,

1.      Contoh bentuk asesmen tidak tertulis

a.       Diskusi kelas

·         Mengembangkan kemampuan berkomunikasi murid di  depan publik dan mengemukakan pendapat.

·         Melatih murid untuk belajar berdemokrasi, mendengarkan dan menerima pendapat orang lain yang mungkin berbeda dengannya, juga merespons pendapat tersebut dengan cara yang sopan dan simpatis.

b.      Produk

·         Membuat model miniatur 3 dimensi (diorama), produk digital, produk seni, dll.

·         Mengembangkan kreativitas.

·         Menanamkan pengertian mengenai sebuah peristiwa

c.       Drama

·         Mengembangkan kemampuan seni peran dan berkomunikasi murid.

·         Mendorong murid untuk melihat sebuah masalah dari perspektif yang berbeda sehingga dapat menumbuhkan jiwa empati dan berpikiran kritis murid.

d.      Presentasi

·         Mengembangkan kemampuan berkomunikasi 

·         Mendorg murid untuk memahami topik presentasi dengan mendalam

e.       Tes  Lisan

·         Kuis tanya jawab secara lisan

·         Mengonfirmasi pemahaman murid

·         Menerapkan umpan balik

 

2.      Contoh bentuk asesmen tertulis

a.       Refleksi

·         Melatih murid untuk berperan aktif dalam mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri dan memikirkan bagaimana cara mereka dapat memperbaiki diri. 

·         Hasil refleksi ini dapat digunakan guru untuk melihat sisi lain proses pembelajaran murid

b.      Esai

·         Mengasah keterampilan menulis akademis murid, seperti mengembangkan argumen, menyajikan bukti, mencari sumber terpercaya untuk mendukung argumen, dan menggunakan referensi dengan tepat. 

·         Mengembangkan cara berpikir kritis dan daya analisis murid.

c.       Jurnal

·         Melatih kemampuan murid untuk mengorganisasi dan mengekspresikan ide/pemikiran mereka dalam bentuk tulisan. 

·         Biasanya ditulis dengan bahasa yang kurang formal sehingga memberikan murid kebebasan berpikir kreatif. 

·         Menjadi alat untuk murid merefleksikan perkembangan mereka secara berkesinambungan.

d.      Poster

· Mendorong kemampuan murid untuk mengeksplorasi topik dan mengkomunikasikan pemahaman mereka dengan cara semenarik mungkin

e.       Tes  Tertulis 

·         Kuis pilihan ganda

·         Kuis pertanyaan

·         Menerapkan umpan balik

 Unduh File PDF Klik : Unduh File PDF

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar