Minggu, 13 November 2022

PRINSIP KONTINYU DAN CONTOH IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DAN RUMUSAN PRINSIP RELEVANSI KURIKULUM DI SMA NEGERI 3 MATARAM

 

Prinsip Kontinuitas dan Contoh Implementasi Dalam Pembelajaran

Kata kontinuitas berarti kesinambungan atau berkelanjutan atau saling keterkaitan. Jadi, prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran perlu dijaga agar apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang lebih tinggi telah diberikan dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada pada jenjang sebelumnya. Prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak terjadi pengulangan-pengulangan materi pelajaran yang memungkinkan program pengajaran tidak efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu.

Prinsip kontinuitas artinya kurikulum itu dikembangkan secara berkesinambungan. Kesinambungan ini meliputi sinambung antar kelas maupun sinambung antar jenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar proses pendidikan atau belajar siswa bisa maju secara sistematis, pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih rendah harus menjadi dasar dan  dilanjutkan pada kelas dan jenjang di atasnya. Selain itu, kontinuitas disini dimaksudkan adalah saling jalin-menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan

Untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu ada kerja sama antara pengembang kurikulum pada setiap jenjang pendidikan, misalkan para pengembang pendidikan pada jenjang sekolah dasar, jenjang SMP, jenjang SMA, dan bahkan dengan para pengembang kurikulum di perguruan tinggi.

a.     Kesinambungan Antara Berbagai Tingkat Sekolah

Dalam penyusunan kurikulum sekolah, hendaknya dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

Bahan-bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat sekolah yang berikutnya hendaknya sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang sebelumnya. Bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi pada sekolah yang lebih tinggi. Hal ini sebagian sudah disinggung dalam pembahasan kita mengenai fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat diatasnya, dalam bab yang lalu.

b.   Kesinambungan Antara Berbagai Bidang Studi

Bahan yang diajarkan dalam berbagai bidang studi sering mempunyai hubungan satu sama lainnya. Sehubungan dengan hal itu urutan dalam penyajian berbagai bidang studi hendaknya diusahakan sedemikian rupa agar hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik.

Sebagai contoh, untuk mengubah angka temperature dari skala celcius ke skala Fahrenheit dalam IPA dibutuhkan ketrampilan dalam pengalian dalam bilangan pecahan. Untuk itu pelajaran mengenai bilangan pecahan ini dalam bidang matematika hendaknya sudah diberikan sebelum murid mempelajari cara mengubah temperature di atas.

Kontinuitas Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknyaberkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikandengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.

Rumusan Prinsip Relevansi Kurikulum (di Salah Satu Sekolah) di SMAN 3 Mataram

Implementasi prinsip relevansi di SMAN 3 Mataram, relevansi kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, kebutuhan masyarakat, kebutuhan pekerjaan dan kebutuhan  perkembangan teknologi atau IPTEK.

  • Kebutuhan Siswa 

Di SMAN 3 Mataram kebutuhan siswa  menjadi prioritas sekolah yaitu Mendesign layanan pembelajaran berdiferensiasi agar dapat mengakomodir kebutahan anak sesuai dengan gaya belajar siswa, melayani sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran, memberikan pelayanan nilai atau evalusi yang di butuhkan anak  (raport, nilai harian, semester), memberikan layanan complain kepada sekolah agar hak yang luput bisa terpenuhi. Upaya satuan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu terlihat pada aspek SDM guru sekolah mengadakan bimbingan teknis dan workshop atau pelatihan terkait dalam memenuhi kebutuhan dalam memberikan layanan kepada siswa (berdeferensiasi ), Pada aspek sarana dan prasarana baik fisik maupun non fisik sekolah berusaha untuk dapat memenuhi kelengkapan yang di butuhkan siswa. kebutuhan siswa ini tercermin dalam analisis karakteristik satuan Pendidikan pada saat proses layanan pembelajaran sesuai dengan sesuai dengan tujuan pembelajaran prinsip diferensiasi sesuai dengan gaya belajarnya. kebutuhan peserta didik ini tercermin dalam tujuan satuan Pendidikan seperti mengelaborasi dengan tujuan masing-masing pihak baik guru mata pelajaran dan pihak yang memiliki wewenang dalam memenuhi kebutuhan siswa yang tercermin dalam hasil evaluasi terpadu aspek pengetahuan dan aspek keterampilan, menyesuaikan dengan target yang sudah di tetapkan oleh kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa kelas X, XI, XII sesuai dengan minat bakatnya baik jurusan MIPA, IPS dan Bahasa. Ada pelayanan khusus untuk siswa kelas XII untuk persiapan ke perguruan tinggi (rincana tindak lanut study) Ada refleksi terkait pelaksanaan pembelajaran setaip tahun sebagai evalusi rancangan pembelajaran pada tahun berikutnya agar masalah tidak masalah muncul lagi disamping menyesuaikan dengan regulasi baru dari pihak pemerintah

  • Kebutuhan Perkembangan Teknologi atau IPTEK.

SMAN 3 Mataram melakukan Manajemen perkembangan teknologi atau IPTEK dengan memanfaatkan WhatssApp dengan membuat guru sesuai dengan kebutuhan siswa yakni membuat grup layanan siswa dengan wali kelas, siswa dengan guru mapel, wali kelas dengan wali siswa dan guru dengan pimpinan. informasi dikelola sehingga pembelajaran bisa dilakukan berbasis data dengan guru Guru di lengkapi dengan kemampuan dapat mengaplikasikan informasi digital guru wajib memiliki akun guru belajar, dan memanfaatkan pengelolaan G-drive, G-meet, dan GCR.  Guru memanfaat akun guru belajar dengan memanfaatrkan G-drive, G-meet, dan GCR dan memanfaatkan akun merdeka belajar.

Referensi

Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Group.

Soetopo, H., & Soemanto, W. (1986). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum . Jakarta: Bina Aksara.

Semoga Bermanfaat.. ❤️_❤️

Tidak ada komentar:

Posting Komentar