TUGAS 7
Hari/tanggal : Senin, 30 April 2018
Nama : WAHYU ANASTI
NIM: E1B117069
Kelas : Reguler Sore A
Alamat Email : wahyuanastii@gmail.com
Alamat Blog : wahyuanastii.blogspot.id
A).Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik anak usia sekolah dasar akan menimbulkan
karakteristik juga pola penyesuain diri mereka terhadap lingkungan. Selanjutnya
perkembangan fisik mencakup aspek – aspek : tinggi dan berat badan, proporsi
dan bentuk tubuh, otak dan perkembangan motorik.
a)Tinggi dan Berat Badan
Tinggi badan seorang anak relatif kisaran 5 hingga 6 % dan
berat bertambah 10 %. Jadi, pada usia anak sekolah dasar perubahan berat badan
lebih banyak dari pada tinggi badan. Karena ada penambahan ukuran dalam
kerangka tulang belulang, sistem otot dan organ lainnya. Berat dan kekuatan
otot anak semakin meningkat dan semakin menurunnya kadar lemak bayi.
Pertambahan kekuatan otot juga dipengaruhi oleh faktor keturunan dan latihan.
Pertumbuhan fisik akan memberikan kemampuan anak untuk berpartisipasi dalam
berbagai aktifitas baru.
b)Proporsi dan Bentuk Tubuh
Pada anak usia sekolah dasar masih mengalami belum
seimbangnya bentuk proporsi dan bentuk tubuh. Seringkali kepala mereka lebih
besar dibandingkan kaki. Namun perkembangan akan mulai nampak pada kelas 5 atau
6. Mereka akan mengalami perubahan dari keseluruhan badan untuk menuju
keseimbangan, perkembangan otot anak juga cepat meningkat. Hanya jaringan otot
anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan otot anak perempuan. Sehingga
anak laki – laki lebih kuat dari pada anak perempuan. Kondisi proporsi anak
juga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak
c)Otak
pada usia 5 tahun otak sudah mencapai 90% otak orang dewasa.
Perkembangan ini disebabkan oleh penambahan jumlah dan ukuran ujung-ujung
syaraf yang ada di dalam dan sekitar otak. Ditambah dengan adanya proses melinasi
(terdesaknya sel-sel syaraf oleh lemak sehingga meningkatkan kecepatan
informasi).Perkembangan otak tidak selalu dipengaruhi oleh nutrisi juga
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang akan merangsang otak selalu berfungsi.
Karena tanpa dirangsang, otak tidak akan berkembang dan sulit mendapatkan
informasi-informasi baru. Dan hal tersebut akan mempengaruhi perilaku anak dan
interaksi dengan orang lain.
d)Perkembangan Motorik
Pekembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna dan
terkoordinasi dari masa sebelumnya seiring bertambahnya berat dan tinggi badan.
Mereka sudah mampu mengotrol dan mengkoordinasi setiap gerakan badan. Usia 7
tahun tangan anak semakin kuat dan lebih suka menggambang menggunakan pensil
dari pada krayon. Usia 8 sampai 10 sudah mampu menggambar dengan baik dan dapat
menulis dengan rata dan lebih kecil. Usia 10 sampai 12 sudah mampu
memperlihatkan keterampilan dengan gerakan lebih cepat, rumit, dan kompleks
seperti orang dewasa. Biasanya dalam hal perkembangan motorik anak perempuan
lebih baik dari pada anak laki-laki. Untuk mengembangkan gerak motorik biasanya
anak lebih banyak melakukan aktivitas permainan dan olahraga. Hal ini dapat
memberikan latihan dan kesempatan belajar bersaing, berteman, bersahabat dan
memperluas pergaulan.
B) Perkembangan
Intelektual (IQ)
a. Perkembangan
Kognitif
Menurut Piaget anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap
operasi konkret (concrete operations) yaitu pada waktu anak dapat berikir
secara logik mengenai segala sesuatu. Pada umumnya mereka pada tahap ini sampai
kira-kira II tahun.
b. Berpikir Operasional
Melakukan berbagai bentuk operasional yaitu kemampuan
aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani. Pada tahap
operasionak konkret anak-anak sudah mulai bekerja denga angka-angka, mengetahui
konsep-konsep waktu dan ruang dan dapat membedakan kenyataan dengan hal-hal
yang bersifat fantasi.
c. Konservasi
Konservasi adalah salah satu kemampuan yang penting yang
dapat mengembangkan berbagai opemasi pada tahap konkret. Dengan kata lain
konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan
yang sama akan tetap sama dalam substansi berat atau volume selama tidak
ditambah atau dikurangi.
Anak pada usia sekolah dasar sudah mampu melakukan
konservasi karena sudah memahami konsep bolak-balik (reversibility) konsep
bahwa ia dapat mengembalikan benda kebentuknya yang semula tanpa (ditambah atau
dikurangi).
d. Seriasi (Runtunan)
Seriasi juga adalah satu ciri perkembangan kognitif anak
usia sekolah, yaitu memahami suatu seri posisi, seriasi ini juga berlaku untuk
berbagai dimensi, yaitu dimensi tinggi, panjang atau ukuran, Artinya anak usia
SD mampu menyusun benda mulai dari yang paling tinggi sampai yang paling
rendah.
e. Klasifikasi dari Obyek-obyek
Yaitu kemampuan untuk memilih sub kelompok. Contoh, Konsep Angka
C) Perkembangan Emosional (EQ)
Pada masa anak sekolah dasar (school age), pada masa ini ia
pada umumnya mulai dituntut untuk dapat
mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu dengan baik bahkan sempurna.
Kemampuan melakukan hal-hal tersebut menumbuhkan kepercayaan
atas kecakapannya menyelesaikan sesuatu tugas. Kalau tidak pada akan tumbuh /
menimbulkan perasaan rendah diri (inferiority) yang akan dibawanya pada taraf
perkembangan selanjutnya.
Pada masa ini anak usia SD mulai mengalami ketidak senangan
berdiferensiasi di dalam rasa malu cemas dan kecewa sedangkan kesenangan,
berdiferensiasi ke dalam harapan dan kasih orang.
Oleh karena itu, tidak heran kalau terdapat siswa-siswi yang
membenci atau menyenangi guru atau bidang studi tertentu, bergantung pada
kemampuan guru untuk menyelenggarakan conditioning reinforcement aspek-aspek
emosional tersebut.
Gejala “seperti takut, cemas, marah, sedih, iri cemburu,
senang, kasih sayang, simpati merupakan beberapa proses manifestasi dari
keadaan emosional pada diri seseorang.
Aspek emosional dari suatu perilaku melibatkan 3 variable
yaitu:
- Rangsangan yang menimbulkan emosi (the stimulus variable)
- Perubahan-perubahan fisiologis variable yang terjadi bila
mengalami emosi (the organismic variable)
- Pola sambutan ekspresi atas terjadinya pengalaman
emosional itu. (the respons variable)
D) Perkembangan social dan moral
Periode Usia Sekolah Minat terhadap kelompok makin besar,
mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas keluarga. Pengaruh yang timbul
pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini:
a) Membantu anak
untuk belajar bersama dengan orang lain dan bertingkah laku yang dapat diterima
oleh kelompok.
b) Membantu anak
mengembangkan nilai-nilai sosial lain diluar nilainya.
c) Membantu
mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional
dari rasa berkawan
Menurut Hurlock mengemukakan ada beberapa pola perilaku
dalam situasi sosial pada awal masa anak-anak yaitu sebagai berikut: kerja
sama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan social, simpati,
empati, ketergantungan, sikap ramah, meniru, perilaku kedekatan.
Perkembangan Moral pada Anak Usia SD) – Pada bab ini telah
dijelaskan tentang perkembangan moral dan sosial pada anak usia Sekolah Dasar.
Pertama sekali anak belajar mengikuti aturan-aturan yang ada
tanpa tahu alasan mengapa harus mengikuti aturan-aturan tersebut. Dalam
mempelajari moral, ada 4 elemen penting, yaitu peran hukum, tata krama dan
aturan; peran kata hati; peran rasa bersalah dan malu; serta peran interaksi
sosial.
Keempat elemen ini penting dalam perkembangan moral seorang
anak. Perkembangan moral tidak bisa dilepaskan dari lingkungan. Ketika kecil
lingkungan keluargalah yang berperan, namun begitu memasuki usia sekolah konsep
moral mulai berkembang, anak mengikuti aturan-aturan yang ada disertai adanya
alasan-alasan tertentu.
Misalnya, agar disenangi teman sebaya atau orang
disekelilingnya anak mengikuti aturan-aturan yang diharapkan lingkungannya.
Dalam perkembangan moral, disiplin mempunyai peran penting.
Melalui disiplin anak belajar berperilaku sesuai dengan kelompok sosialnya.
anak pun belajar perilaku yang dapat diterima dan tidak diterima dalam
masyarakat.
Dalam menanamkan disiplin, hukuman dan penghargaan mempunyai
andil. Hukuman akan diberikan jika terjadi pelanggaran disiplin, anak pun
belajar memahami mengapa perilakunya salah dan anak tidak akan mengulangi
perilaku tersebut. Demikian pula dengan penghargaan. Adanya penghargaan, anak
akan belajar mengulangi perilaku yang diterima di lingkungannya. Pemberian
hukuman dan penghargaan, atau penanaman disiplin haruslah secara konsisten.
Pengenalan perilaku baik dan buruk tidak terlepas dari
bagaimana mengenalkan agama sejak dini. Melalui contoh sehari-hari anak belajar
konsep Tuhan, surga, neraka, setan ataupun malaikat.
Setelah Anda membaca rangkuman dan mengerjakan latihan,
diharapkan Anda dapat lebih paham mengenai kegiatan belajar ini. Untuk lebih
memantapkan pemahaman Anda mengenai perkembangan moral pada anak SD, maka
cobalahn kerjakan soal-soal tes formatif berikut ini. Namun jika Anda merasa
belum mantap mengenai materi ini, bacalah sekali lagi kegiatan belajar ini.
PERAN GURU DI SEKOLAH DASAR
Bab I pasal I ayat (13) dijelaskan “Pendidikan Dasar adalah
jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang melandasi jenjang
pendidikan menengah yang diselenggarakan pada satuan pendidikan yang berbentuk
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta
menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan yang
berbentuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, atau bentuk lain
yang sederajat.”
Bab I pasal I ayat (14) dijelaskan “Sekolah Dasar yang
selanjutnya disingkat SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang Pendidikan Dasar”.
Kewajiban guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74
tentang Guru Pasal 52 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing
dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan tugas pokok. Dalam penjelasan Pasal 52 ayat (1) huruf (e), yang
dimaksud dengan “tugas tambahan”, misalnya menjadi pembina pramuka, pembimbing
kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru piket.
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional maka dirumuskan
tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara
dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan
menengah (pasal 3 PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar).
Dari penjabaran tentang peraturan pemerintah di atas dapat
di simpulkan bahwa peran dan tugasa guru di SD melaksanakan tugasnya guna
memenuhi tujuan dari dibentuknya suatu pendidikan. Kegiatan bimbingan dan
konseling di SD bisa dilakukan oleh guru kelas maupun konselor hal ini terjadi
karena sebagian sekolah dasar yang ada masih belum memiliki guru SD.
Peran dan tugas guru di kelas sendiri selain mengajar adalah
menyelengarakan kegiatan bimbingan dan konseling terhadap seluruh sisiwa di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini terjadi karena guru kelas sebagai
“pembimbing dan pengasuh” utama yang setiap hari bersama – sama siswa dalam
proses pendidikan dasar yang sangat vital dalam keseluruhan perkembangan siswa.
Berkat hubungan keseharian yang terus menerus selama satu tahun penuh itulah
guru kelas diharapkan memeahami secara mendalam pribadi siswanya seorang demi
seorangvdalam berbagai aspek yaitu terutama dalam berpenamilan siswa sehari –
hari baik di dalam maupun di luar kelas selama jam sekolah,kecenderungan
kemampuan akademik, bakat minata para siswa,hambatan dan permasalah yang
dialaminya( baik yang menyangkut pribadi,hubungan sosial,maupun kegiatan dalam
hasul belajarnya) serta kondisi keluarga dan lingkungan.