Minggu, 03 Juni 2018

LAPORAN OBSERVASI

LAPORAN HASIL OBSERVASI FILM DOKUMENTER 


Nama : WAHYU ANASTI
NIM: E1B117069Kelas: Reguler Sore A
Alamat Blog : wahyuanastii.blogspot.id
Alamat Email : wahyuanastii@gmail.com
no hp : 083142724607
                                                     
                                                    KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hadiahkan atas rahmat dan berkah Tuhan Yang Maha Kuasa. Yang mana dengan kemudahan dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas laporan observasi film dokumenter yang bertemakan “Siswa Yang Optimis“.
Adapun laporan observasi ini kami susun guna memenuhi pembuatan tugas akhir film dokumenter dalam mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada Kepala Sekolah MTs NW Joga lenek karena telah memberikan kami izin untuk mengambil gambar dan mengikuti keseharian siswa menginspirasi. Terima Kasih pula kepada Bpk. Dr. Edy Herianto, M.ED, yang telah memberikan kami tugas sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kami serta membentuk kebersamaan dan sinergi dalam kelompok kami ini. Dan secara khusus kami  juga  mengucapkan  terima kasih kepada  kedua orang tua kami yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan serta do’a yang selalu mengiringi kami.
Kami selaku penyusun sadar akan ketidaksempurnaan dan kekurangan dalam laporan ini baik dalam hal sistem penyusunan maupun hasil observasinya. Oleh sebab itu kami sangat berharap atas kritik dan saran yang membangun guna mengembangkan pengetahuan kita bersama dan penunjang lebih baik lagi untuk laporan observasi selanjutnya.

                                                                                    Mataram, Mei 2018

Tim Penyusun
Kelompok Tiga (3)

                                                                                         

BAB 1
PENDAHULUAN

              1.1    Identitas Sekolah
Nama Sekolah : MTs NW Joga Lenek Lombok Timur
Alamat Sekolah  : Desa Lenek Daya

     1.2   Uraian Aktivitas Observasi
           Hari/Tanggal: Senin, 28 Mei 2018 adalah mengajukan surat izin pembuatan film dokumenter kepada Kepala Sekolah MTs NW Joga Lenek.
     
       Hari/Tanggal: Selasa, 29 Mei 2018 adalah mencari siswa yang menginspiratif dan mulai merekam gambar keseharian dia di sekolah.
       
       Hari/Tanggal: Rabu, 30 Mei 2018 adalah mulai merekam gambar keseharian dia dirumah dalam membantu ibunya membuat bata.




BAB 2
HASIL OBSERVASI 


Tema : Siswa yang optimis
Nama : Ulfiani
Kelas : 12
Alamat Rumah : Desa Lenek Daya

 A. Latar Belakang
Observasi/pengamatan/memperhatikan adalah aktivitas terhadap suatu objek untuk merasakan dan memahami pengetahuan, gagasan untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. untuk mendapatkan informasi objek tersebut kami dari kelompok 3 melakukan observasi untuk mencari siswa yang menginspirasi.dan yang menjadi objek kami adalah ulfiani kami mendokumentasikan dia aktifitas di rumah dan sekolah. 

B. Rumusan Masalah 
1. Apa yang memotivasi dia untuk terus belajar dan mengejar mimpinya?
2. Bagaimana cara ia terus belajar di tengah keterbatasan teknologi yang ia miliki?
3. Bagaimana cara ia mempertahankan prestasinya untuk menuju sukses?


C. Tujuan 

1. Agar termotivasi rajin belajar untuk mengerjar mimpi menjadi sukses
2. Agar tidak pantang menyerah dalam keterbatasan teknologi 
3. mempertahankan prestasi untuk sukses


D.Manfaat 

Supaya siswa lebih termotivasi untuk terus giat dalam belajar untuk cita- cita yang mereka impikan, Bagi siswa yang kurang mampu untuk tidak menyerah di tengah keterbatasan teknologi yang kalian miliki, Dan bagi siswa yang berada di tengah- tengah teknolgi yang maju dan mumpuni, gunakanlah teknologi tersebut dengan sebaik-baiknya karna masi banyak di luar sana dengan keterbatasan mereka justru tidak menyerah untuk belajar, berprestasi untuk mengapai cita-cita. 


BAB 3 
RINGKASAN PRIBADI


 Observasi sekolah ini diawali dengan menentukan sekolah yang akan kami observasi dan kami beserta kelompok 3 dari kelas PPKn memilih MTs NW Joga Lenek yang akan kami observasi. Pada tanggal 28 Mei 2018 kami mendatangi sekolah tersebut, dan kepala sekolah mengijikan kami masuk ke kelas 12 yang pada saat itu sedang berlangsung Ujian Semester. Kami juga diminta untuk ikut menjadi pengawas ujian oleh guru-guru di sana. Proses observasi berjalan lebih dari 60 menit. Pada saat kami meng-observasi kelas tersebut kami merasa bahwa kelas itu  tertib siswa duduk duduk rapi pada kursi masing masing dan mengerjakan ujian dengan tenang.  

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dalam Observasi kita terinspirasi oleh anak yang kurang mampu tetapi ia tidak menyerah untuk terus belajar, mempertahankan prestasinya untuk meraih cita-cita.


B. SARAN
Nontonlah Film Dokumenter ini, Karna Film ini dapat menginspirasi kalian, dan bisa mendorong kalian untuk mengembangkan prestasi dan jangan selalu melihat keatas, lihatlah masih banyak kurang di bawah kita, jadi apapun itu jangan mengeluh, Harus selalu berSyukur.

SKENARIO FILM DOKUMENTER

Perencanaan pembuatan film dokumenter

SABTU, 26 MEI 2018

Kelompok : 1. WAHYU ANASTI
                     2. ANGGUN ASYARI 
                     3. RIDO ALYU AKBAR 
                     4. ASAD MUNIB

Tema : Siswa Yang Optimis 
Judul Film :Sepenggal Harapan Anak Negri
Pemeran  : Ulfiani (pemeran utama) , Ibu Ulfiani, Teman- teman
Latar : Tempat : MTs NW Joga Lenek, Lombok Timur 
              Waktu : Siang Hari 
              
Tim penyusun : 1. ANGGUN ASYARI : Sutradara
                            2. ASAD MUNIB : Penulis Skenario
                            3. RIDO ALYU : Penyuting Gambar 
                            4. WAHYU ANASTI : Editor Skenario dan Film 

Sinopsis

Disebuah sekolah yang kecil dan sederhana yaitu Mts NW joga lenek, Lombok Timur. Dengan jalan setapak yang berliku dan terletak pada pedalaman, dikelilingi oleh sawah sekolah tersebut berdiri dan siap bersaing dengan sekolah lainnya. Di Mts. NW Joga terdapat tidak begitu banyak isswa hanya beberapa yang berisikan 16 siswa disana berbagai watak sifat dan kelakuan siswa yang berbeda-beda dengan keterbatasan teknologi dan pengetahuan minim karena sekolah tersebut berada pada pelosok yang tidak memungkinkan untuk diketahui masyarakat dan lumayan sulit buntuk ditemukan karena berada pada pedalaman desa lenek.
Disanalah ada seorang siswa perempuan bernama “ulfiani” berumur 14 tahun. siswa yang tengah mengalami awal pubertas inipun tidak surut dari semangat juang yang tinggi dan harapan-harapan untuk kehidupan kedepannya , ia memiliki cita-cita dan mimpi yang tinggi meskipun sulit untuk digapai Karena keterbatasan disekelilingnya seperti ekonomi. Ulfi setiap paginya bersekolah dan pulangnya membantu sang ibu dan ayah bekerja membuat bata, namun meskipun begitu ulfi adalah sosok yang berprestasi disekolah selalu mendapatkan juara pertama dari 16 siwa dengan sekolah yang terbilang kurang dikenali namun ia tetap bangga dengan prestasi yang ia dapatkan.
“namaku ulfiani, aku adalah seorang remaja yang berumur 14 tahun. Aku tinggal bersama ibuku. Ayahku sudah lama meninggal sejaka aku kelas 5 SD” dan inilah ceritaku..
Pagi-pagi sekali ulfi sudah berada disekolah untuk ujian karena hari ini tepat pada tanggal 31 mei 2018 adalah hari terakkhir ulfi menjalani ujian akhir sekolah untuk naik ke kelas IX terlihat beberapa siswa yang melakukan ujian juga meskipun tidak terlalu banyak namun semangat para siswa menjalani ujian begitu kuat. Didalam hati ulfi selalu menanamkan pada dirinya sendiri bahwa ia harus sukses meskipun engan keadaan yang telah ia alami saat ini “Aku selalu berpikir tentang fasilitas yang aku dapatkan untuk  mencari ilmu tersedia didepan mata, meskipun tidak begitu sama dengan sekolah lainnya. Masih pantaskah kami malas dalam belajar dan mengejar mimpi? Sementara saudara kami diluar sana tengah berjuang bertaruh nyawa hanya untuk pergi kesekolah” kata ulfi dalam hati. Itu adalah sebuah semangat terbesar ulfi untuk menggapai cita-citanya selain dukungan dari orang tua. Disekolah ulfi juga banyak bergaul dengan teman-temannya ia berpikir “teman adalah segalanya dikala kita lelah dengan lingkungan luar sekolah, teman juga bisa tempat berbagi apapun keluh kesaha kita. Namun aku juga harus pintar memilih teman agar tidak terjerumus dengan pergaulan sekarang, apalagi banyak sekali teman diseusiaku yng menikah dini” ulfi berpikir bahwa Ian akan bergaul dengan siapapun namun ada batas dan pengendalian dirinya.
Pulang sekolah ulfi tidak langsung membereskan segala keperluan sekolahnya namun ia memilih mengajak teman-temannya membantu ibunya membuat bata karena ulfi hanyalah seorang anak yang ditinggal oleh ayahnya dan ulfi tinggal bersama ibunya. Lewat pekerjaan tersebut ulfi dan keluarga bisa memenuhi kebutuhan ekonominya.  Setelah melihat bahan-bahan terkumpul ulfi bergegas untuk mengganti pakaiannya dan membantu orang tuanya merapikan bata-bata yang usudah jadi. Tidak dipungkiri bahwa ulfi juga seorang anak yang ingin bermain dengan teman-temannya namun ia merasa ada waktu senggang sesekali ulfi akan keluar bersama teman-temannya “aku adalah anak yang sedang mengalami masa dimana permasalahan dalam diriku dimulai jadi aku tidak munafik dengan keinginan untuk memiliki tekhnologi yang maju seperti sekarang, namun untuk mendapatkan itu aku harus berusaha menggapai cita-citaku dulu seperti kata pepatah bersakit-sakitlah dahulu bersenang senang kemudian. Aku pikir semua orang memiliki pemikiran sepeti itu tapi aku tidak mempunyai waktu untuk memikirkannya karena jika hanya dipikirkan dan tidak dikerjakan maka akulah sanag tong kosong nyaring bunyinya” itu adalah moto yang selalu ulfi pegang.
Pada sore hari seperti biasa ulfi akan membereskan rumah dan segala yang perlu ia kerjakan. Ulfi adalah anak yang berbakti namun juga tidak bisa dibohongi ia pasti penah kesal dengan ibunya namun diumur yang sekarang ia mencoba mengendalikan diri meskipun terkadang tidak bisa karena jiwa yang labil pasti ada melekat pada dirinya, jiwa yang memiliki rasa egois dan emosi yang labil, “aku memiliki segalanya meskipun tidak seperti yang lain, aku memiliki ibu yang sempurna meskipun tanpa ayah, aku memiliki ibu yang pekerja keras, jadi aku berpikir kenapa tidak aku membalas semua yang diberikan ibuku kepadaku kepadaku?”

Kemudian dimalam hari ulfi pun belajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam akademik ia berpikir “bukan tiada jam tanpa belajar namun tiada hari tanpa belajar, menurutku belajar adalah hal yang paling membosankan namun aku selalu mengingat kata-kata ayahku bahwa bahagiakanlah ibumu selagi kau bisa, so bosan adalah hal yang wajar tapi hanya dengan itu aku bisa membahagiakan ibuku” pada hari-hari berikutnya ulfi mendapatkan nilai sesuai yang ia inginkan. Ulfi sangat ingin menggapai batas kemampuan yang ia miliki namun karena keterbatasan dari lingkungan sekolah dan ekonomi keluarga . ulfi selalu bersyukur dengan yang ia dapatkan dan berjanji tidak akan pernah berhenti menggapai cita-citanya setinggi apapun, justru karena keterbatasan itu ulfi berpikir ia akan lebih maju kedepannya…


     

Minggu, 13 Mei 2018

TUGAS 9


TUGAS 9

Hari/tanggal : Senin, 14 Mei 2018
Nama : WAHYU ANASTI
NIM: E1B117069
Kelas : Reguler Sore A
Alamat Email : wahyuanastii@gmail.com
Alamat Blog : wahyuanastii.blogspot.id



TAHAP- TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA USIA SEKOLAH MENENGAH (SMA/MA)

PERKEMBANGAN FISIK

Kemampuan psikomotorik ini berkaitan dengan keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. Untuk jenjang Pendidikan SMAD ranah psikomotor adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. SMA memiliki kekhususan yang antara lain ditandai oleh perubahan ukuran tubuh, Perubahan Eksternal (Perubahan fisik luar), Tinggi Badan, Berat Badan,Proposi Tubuh, Organ Seks ditandai dengan tumbuhnya kumis dan jakun pada laki-laki, sedangkan pada perempuan ditandai dengan membesarnya payudara, tumbuhnya rahim.   Perubahan Internal (perubahan fisik dalam) Sistem Pencernaan,  Sistem Peredaran Darah, Sistem Pernafasan, Sistem Endokrin (masa puber), Jaringan Tubuh(otot, tulang). Perubahan fisik tersebut merupakan gejala umum dalam pertumbuhan peserta didik SMA.

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, Intelektual siswa SMA sudah semakin berkembang,  kemampuan kecerdasannya untuk belajar ,Kemampuan mental dalam memanipulasi lebih dari dua variabel pada saat yang bersamaan, Kemampuan berpikir mengenai perubahan di masa depan, Kemampuan dalam melakukan hipotesis dari urutan kejadian logis, Kemampuan untuk mengantisipasi konsekuensi dari perilaku mereka, Kemampuan dalam mendeteksi logika yang konsisten dan tidak konsisten dari suatu pernyataan, Mereka dapat menguji suatu kebenaran pernyataan dengan ada/tidaknya bukti yang membenarkan, Kemampuan untuk menemukan hubungan antara dirinya, orang lain, dan lingkungannya, timbulnya keinginan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa asing, wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri).

PERKEMBANGAN EMOSI
Pada masa ini, tingkat karateristik emosional akan menjadi drastis tingkat kecepatannya. Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu yang berada pada tahap yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan individu. Ketidakjelasan ini karena mereka berada pada periode transisi, yaitu dari periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa. Pada masa tersebut mereka melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya mereka tidak mau dikatakan sebagai anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa, mereka secara riil belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa. perubahan yang bersifat universal pada masa remaja, yaitu meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikis, perubahan tubuh, perubahan minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial tertentu untuk dimainkannya yang kemudian menimbulkan masalah, berubahnya minat, perilaku, dan nilai-nilai, bersikap mendua (ambivalen) terhadap perubahan. Emosi juga berpengaruh terhadap tingkah laku siswa Contoh, Seorang siswa bisa saja tidak senang kepada gurunya bukan karena pribadi guru, tetapi karena sesuatu yang terjadi pada situasi belajar di kelas. Jika ia merasa malu karena gagal dalam menjawab soal tes lisan, pada kesempatan lain, ia mungkin menjadi takut ketika menghadapi tes tertulis. Akibatnya, ia memutuskan untuk membolos, atau mungkin melakukan kegiatan yang lebih buruk lagi, yaitu melarikan diri dari orangtua, guru, atau otoritas lain.


PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL
Pada usia anak  SMA terjadi perkembangan sosial yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Anak usia SMA memahami orang lain sebagai individu yang unik baik menyangkut sifat pribadi, minat nilai-nilai maupun perasaanya. Pemahaman ini mendorong mereka untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan orang lain (terutama teman sebaya), baik melalui jalinan persahabatan maupun percintaan.Dalam hubungan persahabatan anak usia SMA memilih teman yang memiliki kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, baik menyangkut interest, sikap, nilai, dan kepribadian. Penyesuaiaan sosial yang tepat ini dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi, dan relasi. Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga, temandan masyarakat, Menerima tanggung jawab, mau menerima peratuaran sekolah, rumah dan linkungan, saling menghormati, Bersikap simpati

Senin, 07 Mei 2018

TUGAS 8

TUGAS 8 

Hari/tanggal : Sabtu, 13 Mei 2018
Nama : WAHYU ANASTI
NIM: E1B117069
Kelas : Reguler Sore A
Alamat Email : wahyuanastii@gmail.com
Alamat Blog : wahyuanastii.blogspot.id
No hp: 083142724607

TAHAPAN – TAHAPAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK USIA MENEGAH (SMP/MTs)


  PERKEMBANGAN FISIK

Perkembangan psikomotorik berkaitan dengan keterampilan motorik, yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. anggota tubuh yang sudah mulai pada laki-laki  tumbuh jakun dan kumis serta tumbuh lebih tinggi. Dan pada remaja wanita  tumbuh payudara, serta mestruasi. serta siswa mampu melakukan gerakan sesuai pikiran maupun spontan,

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

Menurut Piaget anak-anak SMP, yaitu usia 11-15 tahun berada pada periode formal operasional.  mental pada anak tidak lagi terjadi pada objek konkret, tapi juga dapat diaplikasikan pada kalimat verbal atau logika dan abstrak.  Dengan demikian pada tahap ini peserta didik sudah memiliki kemampuan berfikir, pemahaman, berfikir sistematis, berfikir abstrak dan hipotesis, berpikir logis serta berpengetahuan. Siswa sudah mampu melakukan berbagai jenis teori  penelitian, metodologi, pengumpulan dan penganalisisan data  guna mengasah kemampuan memori, konseptual (aspek kunci dari pembelajaran).

PERKEMBANGAN EMOSI

Perkembangan Afektif berkaitan dengan perkembang emosional peserta didik. Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang nomal dialami adalah: cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut, dan cemas, cemburu, sedih, dll. Perbedaannya tertelak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya, dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka. Pada tahap perkembangan ini peserta didik sering  memberontak, banyak murung, bertingkah kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal percaya diri dan karena bertambah bebas, banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tuanya.

PERKEMBANGAN SOSIAL, MORAL DAN SIKAP

Minggu, 29 April 2018

TUGAS 7

TUGAS 7

Hari/tanggal : Senin, 30 April 2018
Nama : WAHYU ANASTI
NIM: E1B117069
Kelas : Reguler Sore A
Alamat Email : wahyuanastii@gmail.com

Alamat Blog : wahyuanastii.blogspot.id


A).Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik anak usia sekolah dasar akan menimbulkan karakteristik juga pola penyesuain diri mereka terhadap lingkungan. Selanjutnya perkembangan fisik mencakup aspek – aspek : tinggi dan berat badan, proporsi dan bentuk tubuh, otak dan perkembangan motorik.

a)Tinggi dan Berat Badan

Tinggi badan seorang anak relatif kisaran 5 hingga 6 % dan berat bertambah 10 %. Jadi, pada usia anak sekolah dasar perubahan berat badan lebih banyak dari pada tinggi badan. Karena ada penambahan ukuran dalam kerangka tulang belulang, sistem otot dan organ lainnya. Berat dan kekuatan otot anak semakin meningkat dan semakin menurunnya kadar lemak bayi. Pertambahan kekuatan otot juga dipengaruhi oleh faktor keturunan dan latihan. Pertumbuhan fisik akan memberikan kemampuan anak untuk berpartisipasi dalam berbagai aktifitas baru.

b)Proporsi dan Bentuk Tubuh

Pada anak usia sekolah dasar masih mengalami belum seimbangnya bentuk proporsi dan bentuk tubuh. Seringkali kepala mereka lebih besar dibandingkan kaki. Namun perkembangan akan mulai nampak pada kelas 5 atau 6. Mereka akan mengalami perubahan dari keseluruhan badan untuk menuju keseimbangan, perkembangan otot anak juga cepat meningkat. Hanya jaringan otot anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan otot anak perempuan. Sehingga anak laki – laki lebih kuat dari pada anak perempuan. Kondisi proporsi anak juga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak

c)Otak

pada usia 5 tahun otak sudah mencapai 90% otak orang dewasa. Perkembangan ini disebabkan oleh penambahan jumlah dan ukuran ujung-ujung syaraf yang ada di dalam dan sekitar otak. Ditambah dengan adanya proses melinasi (terdesaknya sel-sel syaraf oleh lemak sehingga meningkatkan kecepatan informasi).Perkembangan otak tidak selalu dipengaruhi oleh nutrisi juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang akan merangsang otak selalu berfungsi. Karena tanpa dirangsang, otak tidak akan berkembang dan sulit mendapatkan informasi-informasi baru. Dan hal tersebut akan mempengaruhi perilaku anak dan interaksi dengan orang lain.

d)Perkembangan Motorik

Pekembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna dan terkoordinasi dari masa sebelumnya seiring bertambahnya berat dan tinggi badan. Mereka sudah mampu mengotrol dan mengkoordinasi setiap gerakan badan. Usia 7 tahun tangan anak semakin kuat dan lebih suka menggambang menggunakan pensil dari pada krayon. Usia 8 sampai 10 sudah mampu menggambar dengan baik dan dapat menulis dengan rata dan lebih kecil. Usia 10 sampai 12 sudah mampu memperlihatkan keterampilan dengan gerakan lebih cepat, rumit, dan kompleks seperti orang dewasa. Biasanya dalam hal perkembangan motorik anak perempuan lebih baik dari pada anak laki-laki. Untuk mengembangkan gerak motorik biasanya anak lebih banyak melakukan aktivitas permainan dan olahraga. Hal ini dapat memberikan latihan dan kesempatan belajar bersaing, berteman, bersahabat dan memperluas pergaulan.

B)  Perkembangan Intelektual (IQ)

a.  Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap operasi konkret (concrete operations) yaitu pada waktu anak dapat berikir secara logik mengenai segala sesuatu. Pada umumnya mereka pada tahap ini sampai kira-kira II tahun.

b. Berpikir Operasional

Melakukan berbagai bentuk operasional yaitu kemampuan aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani. Pada tahap operasionak konkret anak-anak sudah mulai bekerja denga angka-angka, mengetahui konsep-konsep waktu dan ruang dan dapat membedakan kenyataan dengan hal-hal yang bersifat fantasi.

c. Konservasi

Konservasi adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai opemasi pada tahap konkret. Dengan kata lain konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan tetap sama dalam substansi berat atau volume selama tidak ditambah atau dikurangi.
Anak pada usia sekolah dasar sudah mampu melakukan konservasi karena sudah memahami konsep bolak-balik (reversibility) konsep bahwa ia dapat mengembalikan benda kebentuknya yang semula tanpa (ditambah atau dikurangi).

d. Seriasi (Runtunan)

Seriasi juga adalah satu ciri perkembangan kognitif anak usia sekolah, yaitu memahami suatu seri posisi, seriasi ini juga berlaku untuk berbagai dimensi, yaitu dimensi tinggi, panjang atau ukuran, Artinya anak usia SD mampu menyusun benda mulai dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah.
 
e. Klasifikasi dari Obyek-obyek
Yaitu kemampuan untuk memilih sub kelompok.  Contoh, Konsep Angka

C) Perkembangan Emosional (EQ)

Pada masa anak sekolah dasar (school age), pada masa ini ia pada umumnya  mulai dituntut untuk dapat mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu dengan baik bahkan sempurna.
Kemampuan melakukan hal-hal tersebut menumbuhkan kepercayaan atas kecakapannya menyelesaikan sesuatu tugas. Kalau tidak pada akan tumbuh / menimbulkan perasaan rendah diri (inferiority) yang akan dibawanya pada taraf perkembangan selanjutnya.
Pada masa ini anak usia SD mulai mengalami ketidak senangan berdiferensiasi di dalam rasa malu cemas dan kecewa sedangkan kesenangan, berdiferensiasi ke dalam harapan dan kasih orang.
Oleh karena itu, tidak heran kalau terdapat siswa-siswi yang membenci atau menyenangi guru atau bidang studi tertentu, bergantung pada kemampuan guru untuk menyelenggarakan conditioning reinforcement aspek-aspek emosional tersebut.
Gejala “seperti takut, cemas, marah, sedih, iri cemburu, senang, kasih sayang, simpati merupakan beberapa proses manifestasi dari keadaan emosional pada diri seseorang.
Aspek emosional dari suatu perilaku melibatkan 3 variable yaitu:   
- Rangsangan yang menimbulkan emosi (the stimulus variable)
- Perubahan-perubahan fisiologis variable yang terjadi bila mengalami emosi (the organismic variable)
- Pola sambutan ekspresi atas terjadinya pengalaman emosional itu. (the respons variable)

D) Perkembangan social dan moral

Periode Usia Sekolah Minat terhadap kelompok makin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas keluarga. Pengaruh yang timbul pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini:
a)      Membantu anak untuk belajar bersama dengan orang lain dan bertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok.
b)      Membantu anak mengembangkan nilai-nilai sosial lain diluar nilainya.
c)      Membantu mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional dari rasa berkawan
Menurut Hurlock mengemukakan ada beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa anak-anak yaitu sebagai berikut: kerja sama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan social, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, meniru, perilaku kedekatan.

Perkembangan Moral pada Anak Usia SD) – Pada bab ini telah dijelaskan tentang perkembangan moral dan sosial pada anak usia Sekolah Dasar.
Pertama sekali anak belajar mengikuti aturan-aturan yang ada tanpa tahu alasan mengapa harus mengikuti aturan-aturan tersebut. Dalam mempelajari moral, ada 4 elemen penting, yaitu peran hukum, tata krama dan aturan; peran kata hati; peran rasa bersalah dan malu; serta peran interaksi sosial.
Keempat elemen ini penting dalam perkembangan moral seorang anak. Perkembangan moral tidak bisa dilepaskan dari lingkungan. Ketika kecil lingkungan keluargalah yang berperan, namun begitu memasuki usia sekolah konsep moral mulai berkembang, anak mengikuti aturan-aturan yang ada disertai adanya alasan-alasan tertentu.
Misalnya, agar disenangi teman sebaya atau orang disekelilingnya anak mengikuti aturan-aturan yang diharapkan lingkungannya.
Dalam perkembangan moral, disiplin mempunyai peran penting. Melalui disiplin anak belajar berperilaku sesuai dengan kelompok sosialnya. anak pun belajar perilaku yang dapat diterima dan tidak diterima dalam masyarakat.
Dalam menanamkan disiplin, hukuman dan penghargaan mempunyai andil. Hukuman akan diberikan jika terjadi pelanggaran disiplin, anak pun belajar memahami mengapa perilakunya salah dan anak tidak akan mengulangi perilaku tersebut. Demikian pula dengan penghargaan. Adanya penghargaan, anak akan belajar mengulangi perilaku yang diterima di lingkungannya. Pemberian hukuman dan penghargaan, atau penanaman disiplin haruslah secara konsisten.
Pengenalan perilaku baik dan buruk tidak terlepas dari bagaimana mengenalkan agama sejak dini. Melalui contoh sehari-hari anak belajar konsep Tuhan, surga, neraka, setan ataupun malaikat.
Setelah Anda membaca rangkuman dan mengerjakan latihan, diharapkan Anda dapat lebih paham mengenai kegiatan belajar ini. Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda mengenai perkembangan moral pada anak SD, maka cobalahn kerjakan soal-soal tes formatif berikut ini. Namun jika Anda merasa belum mantap mengenai materi ini, bacalah sekali lagi kegiatan belajar ini.

PERAN GURU DI SEKOLAH DASAR

Bab I pasal I ayat (13) dijelaskan “Pendidikan Dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah yang diselenggarakan pada satuan pendidikan yang berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan yang berbentuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, atau bentuk lain yang sederajat.”

Bab I pasal I ayat (14) dijelaskan “Sekolah Dasar yang selanjutnya disingkat SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang Pendidikan Dasar”.

Kewajiban guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru Pasal 52 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok. Dalam penjelasan Pasal 52 ayat (1) huruf (e), yang dimaksud dengan “tugas tambahan”, misalnya menjadi pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru piket.

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional maka dirumuskan tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (pasal 3 PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar).
Dari penjabaran tentang peraturan pemerintah di atas dapat di simpulkan bahwa peran dan tugasa guru di SD melaksanakan tugasnya guna memenuhi tujuan dari dibentuknya suatu pendidikan. Kegiatan bimbingan dan konseling di SD bisa dilakukan oleh guru kelas maupun konselor hal ini terjadi karena sebagian sekolah dasar yang ada masih belum memiliki guru SD.

Peran dan tugas guru di kelas sendiri selain mengajar adalah menyelengarakan kegiatan bimbingan dan konseling terhadap seluruh sisiwa di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini terjadi karena guru kelas sebagai “pembimbing dan pengasuh” utama yang setiap hari bersama – sama siswa dalam proses pendidikan dasar yang sangat vital dalam keseluruhan perkembangan siswa. Berkat hubungan keseharian yang terus menerus selama satu tahun penuh itulah guru kelas diharapkan memeahami secara mendalam pribadi siswanya seorang demi seorangvdalam berbagai aspek yaitu terutama dalam berpenamilan siswa sehari – hari baik di dalam maupun di luar kelas selama jam sekolah,kecenderungan kemampuan akademik, bakat minata para siswa,hambatan dan permasalah yang dialaminya( baik yang menyangkut pribadi,hubungan sosial,maupun kegiatan dalam hasul belajarnya) serta kondisi keluarga dan lingkungan.

 DAFTAR PUSTAKA





Minggu, 15 April 2018

TUGAS 6

TUGAS 5
Hari/tanggal : Senin, 9 April 2018
Nama : WAHYU ANASTI
NIM: E1B117069
Kelas : Reguler Sore A
Alamat Email : wahyuanastii@gmail.com

Alamat Blog : wahyuanastii.blogspot.id



KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PSIKOFISIK PESERTA DIDIK DI TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH, MENCAKUP (A) PERKEMBANGAN FISIK-MOTORIK, (B) KOGNITIF, (C) BAHASA, (D) SOSIOEMOSIONAL, (E) MORAL DAN RELIGI 

.      A. PERKEMBANGAN FISIK – MOTORIK

Perkembangan Fisik
Masa perkembangan remaja dimulai dari masa puber, umur 12-14 tahun. Masa puber atau permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan fisik dan intelektual berkembang secara cepat. Pertengahan masa remaja adalah masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan perubahan permulaan remaja kira- kira umur 14-16 tahun. Pubertas adalah suatu rangkaian perubahan fisik yang membuat organisme secara matang mampu berproduksi. Hampir setiap organ dan system tubuh dipengaruhi oleh perubahan ini. Anak yang mengalami puber awal akan mengalami berbeda dengan puber akhir. Dalam penampakan luar karena perubahan tinggi, proporsi tubuh, dan adanya tanda-tanda perkembangan seksual pertama dan kedua.Walaupun urutan kejadian pada pubertas pada umumnya sama bagi setiap anak. Waktu dan kecepatan tiap-tiap anak berbeda. Rata-rata anak perempuan mengalami perubahan 1 sampai 2 tahun lebih awal daripada anak laki-laki.

Perkembangan Motorik
Ketika anak memasuki usia SMP, sebenarnya ia telah memiliki kemampuan motorik dasar, baik motorik kasar maupun motorik halus sebagai modal utama dalam mengikuti berbagai aktivitas di sekolah. Pada usia ini kekuatan otot anak akan berlipat ganda seiring dengan semakin banyaknya jumlah sel otot baru yang terbentuk. Pada anak laki-laki, sel-sel otot baru yang dibentuk jumlahnya lebih banyak daripada anak perempuan, sehingga tidak heran kalau anak laki-laki biasanya lebih kuat dibandingkan dengan anak perempuan.
Perkembangan kekuatan otot tersebut kemudian diimbangi dengan perkembangan dalam mengoordinasi gerakan antara otot yang satu dengan otot yang lain. Oleh karena itu, keterampilan motorik halus yang telah dimilikinya akan terus meningkat dan lebih spesifik. Pada masa ini aktivitas fisik sederhana yang meliputi lari jarak pendek, melompat, dan melempar benda-benda sesukanya, sudah tidak menarik lagi. Sebaliknya, mereka membutuhkan jenis aktivitas yang kompleks dan menantang.
Dengan semakin berkembangnya sistem saraf, sehingga penyampaian rangsangan dari simpul-simpul sarafnya berlangsung lebih cepat, maka anak semakin terampil dalam mengoordinasi otot-otot tangan dan kakinya.

B. PERKEMBANGAN KOGNITIF

Piaget, seorang ahli psikologi kognitif, mengemukakan 4 (empat) tahapan perkembangan kognitif individu , yaitu:
a)        Tahap Sensori-Motor (0-2)
Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi praktis (practical intelligence), yang berfaedah untuk belajar berbuat terhadap lingkungannya sebelum mampu berfikir mengenai apa yang sedang ia perbuat. Inteligensi individu pada tahap ini masih bersifat primitif, namun merupakan inteligensi dasar. Artinya, benda apapun yang tidak ia lihat, tidak ia sentuh, atau tidak ia dengar dianggap tidak ada meskipun sesungguhnya benda itu ada. Dalam rentang 18 – 24 bulan barulah kemampuan object permanence anak tersebut muncul secara bertahap dan sistematis

b)        Tahap Pra Operasional (2–7)
Pada tahap ini anak sudah memiliki penguasaan sempurna tentang object permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tak dilihat, didengar atau disentuh lagi.

c)         Tahap konkret-operasional (7-11)
Pada periode ditandai oleh adanya tambahan kemampuan yang disebut system of operation (satuan langkah berfikir) yang bermanfaat untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam pemikirannya sendiri.

d)        Tahap formal-operasional (11-dewasa)
Pada periode ini seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif yaitu :
Kapasitas menggunakan hipotesis; kemampuan berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang dia respons dan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak.
Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak; kemampuan untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan mendalam.

C. BAHASA

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang ia telah banyak belajar dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau yang disebut bahasa ibu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa bahasa remaja sangat dipengaruhi oleh pergaulan dengan sesamanya. Oleh karena itu, peran lingkungan keluarga dan sekolah sangat dibutuhkan agar terdapat keseimbangan diantaranya.

D. SOSIO – EMOSIONAL
Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya seperti yang diungkapkan oleh Lawrence Kohlberg. Tahap-tahap perkembangan moral menurut Kohlberg :
Pra-Konvensional
Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada anak-anak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap ini. Seseorang yang berada dalam tingkat pra-konvensional menilai moralitas dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung. Tingkat pra-konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris
Konvensional
Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang dewasa. Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat.

Pasca-Konvensional
Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat berprinsip, terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral. Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas yang terpisah dari masyarakat kini menjadi semakin jelas. Perspektif seseorang harus dilihat sebelum perspektif masyarakat. Akibat ‘hakekat diri mendahului orang lain’ ini membuat tingkatan pasca-konvensional sering tertukar dengan perilaku pra-konvensional.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan social antara lain sebagai berikut :
1.Keluarga
2.Kematangan
3.Status social ekonomi
4.Pendidikan
5.Kapasitas mental emosi dan inteligensi
PERKEMBANGAN MORAL
PADA MASA REMAJA

MORIstilah moral berasal dari kata Latin “mos” (moris) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral.
Nilai-nilai moral itu, seperti seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan, dan memelihara hak orang lain, serta larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum minuman keras dan berjudi.
Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya.

E. MORAL DAN RELIGI

Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungannya. Anak memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungannya, terutama dari orangtuanya. diantaranya  sebagai berikut :
a.      Konsisten dalam mendidik anak
Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu kepada anak. Suatu tingkah laku anak yang dilarang oleh orangtua pada suatu waktu, harus juga dilarang apabila dilakukan pada waktu lain.
b.      Sikap orangtua dalam keluarga
Secara tidak langsung, sikap orangtua terhadap anak, sikap ayah terhadap ibu, atau sebaliknya, dapat mempengaruhi perkembangan moral anak, yaitu melalui proses peniruan (imitasi). Sikap orangtua yang keras (otoriter) cenderung melahirkan sikap disiplin semu oada anak, sedangkan sikap yang acuh tak acuh atau sikap masa bodoh, cenderung mengembangkan sikap kurang bertanggungjawab dan kurang mempedulikan norma pada diri anak. Sikap yang sebaiknya dimiliki oleh orangtua adalah sikap kasih saying, keterbukaan, musyawarah (dialogis).     
c.       Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut
Orangtua merupakan panutan (teladan) bagi anak, termasuk disini panutan dalam mengamalkan ajaran agama. Orangtua yang menciptakan iklim yang religious (agamis), dengan cara memberikan ajaran atau bimbingan tentang nilai-nilai agama kepada anak, maka anak akan mengalami perkembangan moral yang baik.
d.      Sikap konsisten orangtua dalam menerapkan norma
Orangtua yang tidak menghendaki anaknya berbohong, atau berlaku tidak jujur, maka mereka harus menjauhkan dirinya dari prilaku berbohong atau tidak jujur. Apabila orangtua mengajarkan kepada anak, agar berprilaku jujur, bertutur kata yang sopan, bertanggungjawab atau taat beragama, tetapi orangtua sendiri menampilkan perilaku sebaliknya, maka anak akan mengalami konflik pada dirinya, dan akan menggunakan ketidakkonsistenan orangtua itu sebagai alas an untuk tidak melakukan apa yang diinginkan orangtuanya, bahkan mungkin dia akan berprilaku seperti orangtuanya.

PERKEMBANGAN RELIGI
Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam-macam perasaan yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Kondisi ini menyebabkan terjadinya perubahan emosi yang begitu cepat dalam diri remaja,,seperti ketidakstabilan perasaan remaja kepada Tuhan/Agama.
Fitrah beragama ini merupakan disposisi (kemampuan dasar) yang mengandung kemungkinan atau berpeluang untuk berkembang. Namun, mengenai arah dan kualitas perkembangan beragama remaja sangat bergantung kepada proses pendidikan yang diterimanya. Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang direfleksikan kedalam peribadatan kepada-Nya.
Kebutuhan remaja akan Allah kadang-kadang tidak terasa ketika remaja dalam keadaan tenang, aman, dan tentram. Sebaliknya Allah sangat dibutuhkan apabila remaja dalam keadaan gelisah, ketika ada ancaman, takut akan kegelapan, ketika merasa berdosa.
Jadi,,kesimpulannya,,perasaan remaja pada agama adalah ambivalensi. Kadang-kadang sangat cinta dan percaya pada Tuhan, tetapi sering pula berubah menjadi acuh tak acuh dan menentang (Zakiyah Darajat, 2003:96-96 dan Sururin, 2002:70).
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
a)      Ajaran agama yang mereka terima.
b)      Cara penerapan ajaran agama.
c)      Keadaan lembaga-lembaga keagamaan.
d)      Para pemuka agama
  
DAFTAR PUSTAKA

https://occiie23.wordpress.com/2012/07/05/perkembangan-bahasa-peserta-didik-usia-sekolah-menengah-remaja-2/