Filsafat Ilmu
Tugas 4
Minggu, 07 Oktober 2018
Minggu, 30 September 2018
Senin, 24 September 2018
Minggu, 23 September 2018
Rabu, 19 September 2018
Minggu, 03 Juni 2018
LAPORAN OBSERVASI
LAPORAN HASIL OBSERVASI FILM DOKUMENTER
Nama : WAHYU ANASTI
NIM: E1B117069Kelas: Reguler Sore A
Alamat Blog : wahyuanastii.blogspot.id
Alamat Email : wahyuanastii@gmail.com
no hp : 083142724607
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami hadiahkan atas rahmat dan berkah Tuhan Yang Maha Kuasa. Yang mana dengan kemudahan dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas laporan observasi film dokumenter yang bertemakan “Siswa Yang Optimis“.
Adapun laporan observasi ini kami susun guna memenuhi pembuatan tugas akhir film dokumenter dalam mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.
Adapun laporan observasi ini kami susun guna memenuhi pembuatan tugas akhir film dokumenter dalam mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada Kepala Sekolah MTs NW Joga lenek karena telah memberikan kami izin untuk mengambil gambar dan mengikuti keseharian siswa menginspirasi. Terima Kasih pula kepada Bpk. Dr. Edy Herianto, M.ED, yang telah memberikan kami tugas sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kami serta membentuk kebersamaan dan sinergi dalam kelompok kami ini. Dan secara khusus kami juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan serta do’a yang selalu mengiringi kami.
Kami selaku penyusun sadar akan ketidaksempurnaan dan kekurangan dalam laporan ini baik dalam hal sistem penyusunan maupun hasil observasinya. Oleh sebab itu kami sangat berharap atas kritik dan saran yang membangun guna mengembangkan pengetahuan kita bersama dan penunjang lebih baik lagi untuk laporan observasi selanjutnya.
Mataram, Mei 2018
Tim Penyusun
Kelompok Tiga (3)
Tim Penyusun
Kelompok Tiga (3)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Identitas Sekolah
Nama Sekolah : MTs NW Joga Lenek Lombok Timur
Alamat Sekolah : Desa Lenek Daya
1.2 Uraian Aktivitas Observasi
Hari/Tanggal: Senin, 28 Mei 2018 adalah mengajukan surat izin pembuatan film dokumenter kepada Kepala Sekolah MTs NW Joga Lenek.
Hari/Tanggal: Selasa, 29 Mei 2018 adalah mencari siswa yang menginspiratif dan mulai merekam gambar keseharian dia di sekolah.
Hari/Tanggal: Rabu, 30 Mei 2018 adalah mulai merekam gambar keseharian dia dirumah dalam membantu ibunya membuat bata.
Tema : Siswa yang optimis
Hari/Tanggal: Senin, 28 Mei 2018 adalah mengajukan surat izin pembuatan film dokumenter kepada Kepala Sekolah MTs NW Joga Lenek.
Hari/Tanggal: Selasa, 29 Mei 2018 adalah mencari siswa yang menginspiratif dan mulai merekam gambar keseharian dia di sekolah.
Hari/Tanggal: Rabu, 30 Mei 2018 adalah mulai merekam gambar keseharian dia dirumah dalam membantu ibunya membuat bata.
BAB 2
HASIL OBSERVASI
Nama : Ulfiani
Kelas : 12
Alamat Rumah : Desa Lenek Daya
A. Latar Belakang
Observasi/pengamatan/memperhatikan adalah aktivitas terhadap suatu objek untuk merasakan dan memahami pengetahuan, gagasan untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. untuk mendapatkan informasi objek tersebut kami dari kelompok 3 melakukan observasi untuk mencari siswa yang menginspirasi.dan yang menjadi objek kami adalah ulfiani kami mendokumentasikan dia aktifitas di rumah dan sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang memotivasi dia untuk terus belajar dan mengejar mimpinya?
2. Bagaimana cara ia terus belajar di tengah keterbatasan teknologi yang ia miliki?
3. Bagaimana cara ia mempertahankan prestasinya untuk menuju sukses?
C. Tujuan
1. Agar termotivasi rajin belajar untuk mengerjar mimpi menjadi sukses
2. Agar tidak pantang menyerah dalam keterbatasan teknologi
3. mempertahankan prestasi untuk sukses
D.Manfaat
Supaya siswa lebih termotivasi untuk terus giat dalam belajar untuk cita- cita yang mereka impikan, Bagi siswa yang kurang mampu untuk tidak menyerah di tengah keterbatasan teknologi yang kalian miliki, Dan bagi siswa yang berada di tengah- tengah teknolgi yang maju dan mumpuni, gunakanlah teknologi tersebut dengan sebaik-baiknya karna masi banyak di luar sana dengan keterbatasan mereka justru tidak menyerah untuk belajar, berprestasi untuk mengapai cita-cita.
BAB 3
RINGKASAN PRIBADI
Dalam Observasi kita terinspirasi oleh anak yang kurang mampu tetapi ia tidak menyerah untuk terus belajar, mempertahankan prestasinya untuk meraih cita-cita.
RINGKASAN PRIBADI
Observasi sekolah ini diawali dengan menentukan sekolah yang akan kami observasi dan kami beserta kelompok 3 dari kelas PPKn memilih MTs NW Joga Lenek yang akan kami observasi. Pada tanggal 28 Mei 2018 kami mendatangi sekolah tersebut, dan kepala sekolah mengijikan kami masuk ke kelas 12 yang pada saat itu sedang berlangsung Ujian Semester. Kami juga diminta untuk ikut menjadi pengawas ujian oleh guru-guru di sana. Proses observasi berjalan lebih dari 60 menit. Pada saat kami meng-observasi kelas tersebut kami merasa bahwa kelas itu tertib siswa duduk duduk rapi pada kursi masing masing dan mengerjakan ujian dengan tenang.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Nontonlah Film Dokumenter ini, Karna Film ini dapat menginspirasi kalian, dan bisa mendorong kalian untuk mengembangkan prestasi dan jangan selalu melihat keatas, lihatlah masih banyak kurang di bawah kita, jadi apapun itu jangan mengeluh, Harus selalu berSyukur.SKENARIO FILM DOKUMENTER
Perencanaan pembuatan film dokumenter
SABTU, 26 MEI 2018
Kelompok : 1. WAHYU ANASTI
2. ANGGUN ASYARI
3. RIDO ALYU AKBAR
4. ASAD MUNIB
Tema : Siswa Yang Optimis
Judul Film :Sepenggal Harapan Anak Negri
Pemeran : Ulfiani (pemeran utama) , Ibu Ulfiani, Teman- teman
Latar : Tempat : MTs NW Joga Lenek, Lombok Timur
Waktu : Siang Hari
Tim penyusun : 1. ANGGUN ASYARI : Sutradara
2. ASAD MUNIB : Penulis Skenario
3. RIDO ALYU : Penyuting Gambar
4. WAHYU ANASTI : Editor Skenario dan Film
Sinopsis
SABTU, 26 MEI 2018
Kelompok : 1. WAHYU ANASTI
2. ANGGUN ASYARI
3. RIDO ALYU AKBAR
4. ASAD MUNIB
Tema : Siswa Yang Optimis
Latar : Tempat : MTs NW Joga Lenek, Lombok Timur
Waktu : Siang Hari
Tim penyusun : 1. ANGGUN ASYARI : Sutradara
2. ASAD MUNIB : Penulis Skenario
3. RIDO ALYU : Penyuting Gambar
4. WAHYU ANASTI : Editor Skenario dan Film
Sinopsis
Disebuah sekolah yang kecil dan sederhana yaitu Mts NW joga
lenek, Lombok Timur. Dengan jalan setapak yang berliku dan terletak pada
pedalaman, dikelilingi oleh sawah sekolah tersebut berdiri dan siap bersaing
dengan sekolah lainnya. Di Mts. NW Joga terdapat tidak begitu banyak isswa
hanya beberapa yang berisikan 16 siswa disana berbagai watak sifat dan kelakuan
siswa yang berbeda-beda dengan keterbatasan teknologi dan pengetahuan minim
karena sekolah tersebut berada pada pelosok yang tidak memungkinkan untuk
diketahui masyarakat dan lumayan sulit buntuk ditemukan karena berada pada
pedalaman desa lenek.
Disanalah ada seorang siswa perempuan bernama “ulfiani”
berumur 14 tahun. siswa yang tengah mengalami awal pubertas inipun tidak surut
dari semangat juang yang tinggi dan harapan-harapan untuk kehidupan kedepannya
, ia memiliki cita-cita dan mimpi yang tinggi meskipun sulit untuk digapai
Karena keterbatasan disekelilingnya seperti ekonomi. Ulfi setiap paginya
bersekolah dan pulangnya membantu sang ibu dan ayah bekerja membuat bata, namun
meskipun begitu ulfi adalah sosok yang berprestasi disekolah selalu mendapatkan
juara pertama dari 16 siwa dengan sekolah yang terbilang kurang dikenali namun
ia tetap bangga dengan prestasi yang ia dapatkan.
“namaku ulfiani, aku adalah seorang remaja yang berumur 14
tahun. Aku tinggal bersama ibuku. Ayahku sudah lama meninggal sejaka aku kelas
5 SD” dan inilah ceritaku..
Pagi-pagi sekali ulfi sudah berada disekolah untuk ujian
karena hari ini tepat pada tanggal 31 mei 2018 adalah hari terakkhir ulfi
menjalani ujian akhir sekolah untuk naik ke kelas IX terlihat beberapa siswa
yang melakukan ujian juga meskipun tidak terlalu banyak namun semangat para
siswa menjalani ujian begitu kuat. Didalam hati ulfi selalu menanamkan pada
dirinya sendiri bahwa ia harus sukses meskipun engan keadaan yang telah ia
alami saat ini “Aku selalu berpikir tentang fasilitas yang aku dapatkan
untuk mencari ilmu tersedia didepan
mata, meskipun tidak begitu sama dengan sekolah lainnya. Masih pantaskah kami
malas dalam belajar dan mengejar mimpi? Sementara saudara kami diluar sana
tengah berjuang bertaruh nyawa hanya untuk pergi kesekolah” kata ulfi dalam
hati. Itu adalah sebuah semangat terbesar ulfi untuk menggapai cita-citanya
selain dukungan dari orang tua. Disekolah ulfi juga banyak bergaul dengan
teman-temannya ia berpikir “teman adalah segalanya dikala kita lelah dengan
lingkungan luar sekolah, teman juga bisa tempat berbagi apapun keluh kesaha
kita. Namun aku juga harus pintar memilih teman agar tidak terjerumus dengan
pergaulan sekarang, apalagi banyak sekali teman diseusiaku yng menikah dini”
ulfi berpikir bahwa Ian akan bergaul dengan siapapun namun ada batas dan
pengendalian dirinya.
Pulang sekolah ulfi tidak langsung membereskan segala
keperluan sekolahnya namun ia memilih mengajak teman-temannya membantu ibunya
membuat bata karena ulfi hanyalah seorang anak yang ditinggal oleh ayahnya dan
ulfi tinggal bersama ibunya. Lewat pekerjaan tersebut ulfi dan keluarga bisa
memenuhi kebutuhan ekonominya. Setelah
melihat bahan-bahan terkumpul ulfi bergegas untuk mengganti pakaiannya dan membantu
orang tuanya merapikan bata-bata yang usudah jadi. Tidak dipungkiri bahwa ulfi
juga seorang anak yang ingin bermain dengan teman-temannya namun ia merasa ada
waktu senggang sesekali ulfi akan keluar bersama teman-temannya “aku adalah
anak yang sedang mengalami masa dimana permasalahan dalam diriku dimulai jadi
aku tidak munafik dengan keinginan untuk memiliki tekhnologi yang maju seperti
sekarang, namun untuk mendapatkan itu aku harus berusaha menggapai cita-citaku
dulu seperti kata pepatah bersakit-sakitlah dahulu bersenang senang kemudian.
Aku pikir semua orang memiliki pemikiran sepeti itu tapi aku tidak mempunyai
waktu untuk memikirkannya karena jika hanya dipikirkan dan tidak dikerjakan
maka akulah sanag tong kosong nyaring bunyinya” itu adalah moto yang selalu
ulfi pegang.
Pada sore hari seperti biasa ulfi akan membereskan rumah dan
segala yang perlu ia kerjakan. Ulfi adalah anak yang berbakti namun juga tidak
bisa dibohongi ia pasti penah kesal dengan ibunya namun diumur yang sekarang ia
mencoba mengendalikan diri meskipun terkadang tidak bisa karena jiwa yang labil
pasti ada melekat pada dirinya, jiwa yang memiliki rasa egois dan emosi yang
labil, “aku memiliki segalanya meskipun tidak seperti yang lain, aku memiliki
ibu yang sempurna meskipun tanpa ayah, aku memiliki ibu yang pekerja keras,
jadi aku berpikir kenapa tidak aku membalas semua yang diberikan ibuku kepadaku
kepadaku?”
Kemudian dimalam hari ulfi pun belajar untuk meningkatkan
kemampuannya dalam akademik ia berpikir “bukan tiada jam tanpa belajar namun
tiada hari tanpa belajar, menurutku belajar adalah hal yang paling membosankan
namun aku selalu mengingat kata-kata ayahku bahwa bahagiakanlah ibumu selagi
kau bisa, so bosan adalah hal yang wajar tapi hanya dengan itu aku bisa
membahagiakan ibuku” pada hari-hari berikutnya ulfi mendapatkan nilai sesuai
yang ia inginkan. Ulfi sangat ingin menggapai batas kemampuan yang ia miliki
namun karena keterbatasan dari lingkungan sekolah dan ekonomi keluarga . ulfi
selalu bersyukur dengan yang ia dapatkan dan berjanji tidak akan pernah
berhenti menggapai cita-citanya setinggi apapun, justru karena keterbatasan itu
ulfi berpikir ia akan lebih maju kedepannya…
Minggu, 13 Mei 2018
TUGAS 9
TUGAS 9
Hari/tanggal : Senin, 14 Mei 2018
Nama : WAHYU ANASTI
NIM: E1B117069
Kelas : Reguler Sore A
Alamat Email : wahyuanastii@gmail.com
Alamat Blog : wahyuanastii.blogspot.id
Alamat Blog : wahyuanastii.blogspot.id
TAHAP- TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA USIA SEKOLAH MENENGAH (SMA/MA)
PERKEMBANGAN FISIK
Kemampuan psikomotorik ini berkaitan dengan keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. Untuk jenjang Pendidikan SMAD ranah psikomotor adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. SMA memiliki kekhususan yang antara lain ditandai oleh perubahan ukuran tubuh, Perubahan Eksternal (Perubahan fisik luar), Tinggi Badan, Berat Badan,Proposi Tubuh, Organ Seks ditandai dengan tumbuhnya kumis dan jakun pada laki-laki, sedangkan pada perempuan ditandai dengan membesarnya payudara, tumbuhnya rahim. Perubahan Internal (perubahan fisik dalam) Sistem Pencernaan, Sistem Peredaran Darah, Sistem Pernafasan, Sistem Endokrin (masa puber), Jaringan Tubuh(otot, tulang). Perubahan fisik tersebut merupakan gejala umum dalam pertumbuhan peserta didik SMA.
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, Intelektual siswa
SMA sudah semakin berkembang, kemampuan
kecerdasannya untuk belajar ,Kemampuan mental dalam memanipulasi lebih dari dua
variabel pada saat yang bersamaan, Kemampuan berpikir mengenai perubahan di
masa depan, Kemampuan dalam melakukan hipotesis dari urutan kejadian logis, Kemampuan
untuk mengantisipasi konsekuensi dari perilaku mereka, Kemampuan dalam
mendeteksi logika yang konsisten dan tidak konsisten dari suatu pernyataan,
Mereka dapat menguji suatu kebenaran pernyataan dengan ada/tidaknya bukti yang
membenarkan, Kemampuan untuk menemukan hubungan antara dirinya, orang lain, dan
lingkungannya, timbulnya keinginan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa
asing, wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan,
moralitas, dan identitas (jati diri).
PERKEMBANGAN EMOSI
Pada masa ini, tingkat karateristik emosional akan menjadi
drastis tingkat kecepatannya. Psikolog memandang anak usia SMA sebagai individu
yang berada pada tahap yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan
individu. Ketidakjelasan ini karena mereka berada pada periode transisi, yaitu
dari periode kanak-kanak menuju periode orang dewasa. Pada masa tersebut mereka
melalui masa yang disebut masa remaja atau pubertas. Umumnya mereka tidak mau
dikatakan sebagai anak-anak tapi jika mereka disebut sebagai orang dewasa,
mereka secara riil belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa.
perubahan yang bersifat universal pada masa remaja, yaitu meningginya emosi
yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikis,
perubahan tubuh, perubahan minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial
tertentu untuk dimainkannya yang kemudian menimbulkan masalah, berubahnya
minat, perilaku, dan nilai-nilai, bersikap mendua (ambivalen) terhadap
perubahan. Emosi juga berpengaruh terhadap tingkah laku siswa Contoh, Seorang
siswa bisa saja tidak senang kepada gurunya bukan karena pribadi guru, tetapi
karena sesuatu yang terjadi pada situasi belajar di kelas. Jika ia merasa malu
karena gagal dalam menjawab soal tes lisan, pada kesempatan lain, ia mungkin
menjadi takut ketika menghadapi tes tertulis. Akibatnya, ia memutuskan untuk
membolos, atau mungkin melakukan kegiatan yang lebih buruk lagi, yaitu
melarikan diri dari orangtua, guru, atau otoritas lain.
PERKEMBANGAN SOSIAL DAN MORAL
Pada usia anak SMA
terjadi perkembangan sosial yaitu kemampuan untuk memahami orang lain. Anak
usia SMA memahami orang lain sebagai individu yang unik baik menyangkut sifat
pribadi, minat nilai-nilai maupun perasaanya. Pemahaman ini mendorong mereka
untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan orang lain (terutama
teman sebaya), baik melalui jalinan persahabatan maupun percintaan.Dalam hubungan
persahabatan anak usia SMA memilih teman yang memiliki kualitas psikologis yang
relatif sama dengan dirinya, baik menyangkut interest, sikap, nilai, dan
kepribadian. Penyesuaiaan sosial yang tepat ini dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi, dan
relasi. Menjalin hubungan yang baik dengan keluarga, temandan masyarakat,
Menerima tanggung jawab, mau menerima peratuaran sekolah, rumah dan linkungan, saling
menghormati, Bersikap simpati
Senin, 07 Mei 2018
TUGAS 8
TUGAS 8
Hari/tanggal : Sabtu, 13 Mei 2018
Nama : WAHYU ANASTI
NIM: E1B117069
Kelas : Reguler Sore A
Alamat Email : wahyuanastii@gmail.com
Alamat Blog : wahyuanastii.blogspot.id
No hp: 083142724607
TAHAPAN – TAHAPAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK USIA MENEGAH (SMP/MTs)
PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan psikomotorik berkaitan dengan keterampilan motorik, yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. anggota tubuh yang sudah mulai pada laki-laki tumbuh jakun dan kumis serta tumbuh lebih tinggi. Dan pada remaja wanita tumbuh payudara, serta mestruasi. serta siswa mampu melakukan gerakan sesuai pikiran maupun spontan,
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Menurut Piaget anak-anak SMP, yaitu usia 11-15 tahun berada
pada periode formal operasional. mental
pada anak tidak lagi terjadi pada objek konkret, tapi juga dapat diaplikasikan
pada kalimat verbal atau logika dan abstrak. Dengan demikian pada tahap ini peserta didik
sudah memiliki kemampuan berfikir, pemahaman, berfikir sistematis, berfikir
abstrak dan hipotesis, berpikir logis serta berpengetahuan. Siswa sudah mampu
melakukan berbagai jenis teori penelitian, metodologi, pengumpulan dan
penganalisisan data guna mengasah kemampuan
memori, konseptual (aspek kunci dari pembelajaran).
PERKEMBANGAN EMOSI
Perkembangan Afektif berkaitan dengan perkembang emosional peserta didik. Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang nomal dialami adalah: cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut, dan cemas, cemburu, sedih, dll. Perbedaannya tertelak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya, dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka. Pada tahap perkembangan ini peserta didik sering memberontak, banyak murung, bertingkah kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal percaya diri dan karena bertambah bebas, banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tuanya.
PERKEMBANGAN SOSIAL, MORAL DAN SIKAP
Alamat Blog : wahyuanastii.blogspot.id
No hp: 083142724607
No hp: 083142724607
TAHAPAN – TAHAPAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK USIA MENEGAH (SMP/MTs)
Perkembangan psikomotorik berkaitan dengan keterampilan motorik, yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. anggota tubuh yang sudah mulai pada laki-laki tumbuh jakun dan kumis serta tumbuh lebih tinggi. Dan pada remaja wanita tumbuh payudara, serta mestruasi. serta siswa mampu melakukan gerakan sesuai pikiran maupun spontan,
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
Menurut Piaget anak-anak SMP, yaitu usia 11-15 tahun berada
pada periode formal operasional. mental
pada anak tidak lagi terjadi pada objek konkret, tapi juga dapat diaplikasikan
pada kalimat verbal atau logika dan abstrak. Dengan demikian pada tahap ini peserta didik
sudah memiliki kemampuan berfikir, pemahaman, berfikir sistematis, berfikir
abstrak dan hipotesis, berpikir logis serta berpengetahuan. Siswa sudah mampu
melakukan berbagai jenis teori penelitian, metodologi, pengumpulan dan
penganalisisan data guna mengasah kemampuan
memori, konseptual (aspek kunci dari pembelajaran).
PERKEMBANGAN EMOSI
Perkembangan Afektif berkaitan dengan perkembang emosional peserta didik. Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Jenis emosi yang nomal dialami adalah: cinta/kasih sayang, gembira, amarah, takut, dan cemas, cemburu, sedih, dll. Perbedaannya tertelak pada macam dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya, dan khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka. Pada tahap perkembangan ini peserta didik sering memberontak, banyak murung, bertingkah kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal percaya diri dan karena bertambah bebas, banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tuanya.
Minggu, 29 April 2018
TUGAS 7
TUGAS 7
Hari/tanggal : Senin, 30 April 2018
Nama : WAHYU ANASTI
NIM: E1B117069
Kelas : Reguler Sore A
Alamat Email : wahyuanastii@gmail.com
Alamat Blog : wahyuanastii.blogspot.id
A).Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik anak usia sekolah dasar akan menimbulkan
karakteristik juga pola penyesuain diri mereka terhadap lingkungan. Selanjutnya
perkembangan fisik mencakup aspek – aspek : tinggi dan berat badan, proporsi
dan bentuk tubuh, otak dan perkembangan motorik.
a)Tinggi dan Berat Badan
Tinggi badan seorang anak relatif kisaran 5 hingga 6 % dan
berat bertambah 10 %. Jadi, pada usia anak sekolah dasar perubahan berat badan
lebih banyak dari pada tinggi badan. Karena ada penambahan ukuran dalam
kerangka tulang belulang, sistem otot dan organ lainnya. Berat dan kekuatan
otot anak semakin meningkat dan semakin menurunnya kadar lemak bayi.
Pertambahan kekuatan otot juga dipengaruhi oleh faktor keturunan dan latihan.
Pertumbuhan fisik akan memberikan kemampuan anak untuk berpartisipasi dalam
berbagai aktifitas baru.
b)Proporsi dan Bentuk Tubuh
Pada anak usia sekolah dasar masih mengalami belum
seimbangnya bentuk proporsi dan bentuk tubuh. Seringkali kepala mereka lebih
besar dibandingkan kaki. Namun perkembangan akan mulai nampak pada kelas 5 atau
6. Mereka akan mengalami perubahan dari keseluruhan badan untuk menuju
keseimbangan, perkembangan otot anak juga cepat meningkat. Hanya jaringan otot
anak laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan otot anak perempuan. Sehingga
anak laki – laki lebih kuat dari pada anak perempuan. Kondisi proporsi anak
juga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak
c)Otak
pada usia 5 tahun otak sudah mencapai 90% otak orang dewasa.
Perkembangan ini disebabkan oleh penambahan jumlah dan ukuran ujung-ujung
syaraf yang ada di dalam dan sekitar otak. Ditambah dengan adanya proses melinasi
(terdesaknya sel-sel syaraf oleh lemak sehingga meningkatkan kecepatan
informasi).Perkembangan otak tidak selalu dipengaruhi oleh nutrisi juga
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang akan merangsang otak selalu berfungsi.
Karena tanpa dirangsang, otak tidak akan berkembang dan sulit mendapatkan
informasi-informasi baru. Dan hal tersebut akan mempengaruhi perilaku anak dan
interaksi dengan orang lain.
d)Perkembangan Motorik
Pekembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna dan
terkoordinasi dari masa sebelumnya seiring bertambahnya berat dan tinggi badan.
Mereka sudah mampu mengotrol dan mengkoordinasi setiap gerakan badan. Usia 7
tahun tangan anak semakin kuat dan lebih suka menggambang menggunakan pensil
dari pada krayon. Usia 8 sampai 10 sudah mampu menggambar dengan baik dan dapat
menulis dengan rata dan lebih kecil. Usia 10 sampai 12 sudah mampu
memperlihatkan keterampilan dengan gerakan lebih cepat, rumit, dan kompleks
seperti orang dewasa. Biasanya dalam hal perkembangan motorik anak perempuan
lebih baik dari pada anak laki-laki. Untuk mengembangkan gerak motorik biasanya
anak lebih banyak melakukan aktivitas permainan dan olahraga. Hal ini dapat
memberikan latihan dan kesempatan belajar bersaing, berteman, bersahabat dan
memperluas pergaulan.
B) Perkembangan
Intelektual (IQ)
a. Perkembangan
Kognitif
Menurut Piaget anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap
operasi konkret (concrete operations) yaitu pada waktu anak dapat berikir
secara logik mengenai segala sesuatu. Pada umumnya mereka pada tahap ini sampai
kira-kira II tahun.
b. Berpikir Operasional
Melakukan berbagai bentuk operasional yaitu kemampuan
aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani. Pada tahap
operasionak konkret anak-anak sudah mulai bekerja denga angka-angka, mengetahui
konsep-konsep waktu dan ruang dan dapat membedakan kenyataan dengan hal-hal
yang bersifat fantasi.
c. Konservasi
Konservasi adalah salah satu kemampuan yang penting yang
dapat mengembangkan berbagai opemasi pada tahap konkret. Dengan kata lain
konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan
yang sama akan tetap sama dalam substansi berat atau volume selama tidak
ditambah atau dikurangi.
Anak pada usia sekolah dasar sudah mampu melakukan
konservasi karena sudah memahami konsep bolak-balik (reversibility) konsep
bahwa ia dapat mengembalikan benda kebentuknya yang semula tanpa (ditambah atau
dikurangi).
d. Seriasi (Runtunan)
Seriasi juga adalah satu ciri perkembangan kognitif anak
usia sekolah, yaitu memahami suatu seri posisi, seriasi ini juga berlaku untuk
berbagai dimensi, yaitu dimensi tinggi, panjang atau ukuran, Artinya anak usia
SD mampu menyusun benda mulai dari yang paling tinggi sampai yang paling
rendah.
e. Klasifikasi dari Obyek-obyek
Yaitu kemampuan untuk memilih sub kelompok. Contoh, Konsep Angka
C) Perkembangan Emosional (EQ)
Pada masa anak sekolah dasar (school age), pada masa ini ia
pada umumnya mulai dituntut untuk dapat
mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu dengan baik bahkan sempurna.
Kemampuan melakukan hal-hal tersebut menumbuhkan kepercayaan
atas kecakapannya menyelesaikan sesuatu tugas. Kalau tidak pada akan tumbuh /
menimbulkan perasaan rendah diri (inferiority) yang akan dibawanya pada taraf
perkembangan selanjutnya.
Pada masa ini anak usia SD mulai mengalami ketidak senangan
berdiferensiasi di dalam rasa malu cemas dan kecewa sedangkan kesenangan,
berdiferensiasi ke dalam harapan dan kasih orang.
Oleh karena itu, tidak heran kalau terdapat siswa-siswi yang
membenci atau menyenangi guru atau bidang studi tertentu, bergantung pada
kemampuan guru untuk menyelenggarakan conditioning reinforcement aspek-aspek
emosional tersebut.
Gejala “seperti takut, cemas, marah, sedih, iri cemburu,
senang, kasih sayang, simpati merupakan beberapa proses manifestasi dari
keadaan emosional pada diri seseorang.
Aspek emosional dari suatu perilaku melibatkan 3 variable
yaitu:
- Rangsangan yang menimbulkan emosi (the stimulus variable)
- Perubahan-perubahan fisiologis variable yang terjadi bila
mengalami emosi (the organismic variable)
- Pola sambutan ekspresi atas terjadinya pengalaman
emosional itu. (the respons variable)
D) Perkembangan social dan moral
Periode Usia Sekolah Minat terhadap kelompok makin besar,
mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas keluarga. Pengaruh yang timbul
pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini:
a) Membantu anak
untuk belajar bersama dengan orang lain dan bertingkah laku yang dapat diterima
oleh kelompok.
b) Membantu anak
mengembangkan nilai-nilai sosial lain diluar nilainya.
c) Membantu
mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional
dari rasa berkawan
Menurut Hurlock mengemukakan ada beberapa pola perilaku
dalam situasi sosial pada awal masa anak-anak yaitu sebagai berikut: kerja
sama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan social, simpati,
empati, ketergantungan, sikap ramah, meniru, perilaku kedekatan.
Perkembangan Moral pada Anak Usia SD) – Pada bab ini telah
dijelaskan tentang perkembangan moral dan sosial pada anak usia Sekolah Dasar.
Pertama sekali anak belajar mengikuti aturan-aturan yang ada
tanpa tahu alasan mengapa harus mengikuti aturan-aturan tersebut. Dalam
mempelajari moral, ada 4 elemen penting, yaitu peran hukum, tata krama dan
aturan; peran kata hati; peran rasa bersalah dan malu; serta peran interaksi
sosial.
Keempat elemen ini penting dalam perkembangan moral seorang
anak. Perkembangan moral tidak bisa dilepaskan dari lingkungan. Ketika kecil
lingkungan keluargalah yang berperan, namun begitu memasuki usia sekolah konsep
moral mulai berkembang, anak mengikuti aturan-aturan yang ada disertai adanya
alasan-alasan tertentu.
Misalnya, agar disenangi teman sebaya atau orang
disekelilingnya anak mengikuti aturan-aturan yang diharapkan lingkungannya.
Dalam perkembangan moral, disiplin mempunyai peran penting.
Melalui disiplin anak belajar berperilaku sesuai dengan kelompok sosialnya.
anak pun belajar perilaku yang dapat diterima dan tidak diterima dalam
masyarakat.
Dalam menanamkan disiplin, hukuman dan penghargaan mempunyai
andil. Hukuman akan diberikan jika terjadi pelanggaran disiplin, anak pun
belajar memahami mengapa perilakunya salah dan anak tidak akan mengulangi
perilaku tersebut. Demikian pula dengan penghargaan. Adanya penghargaan, anak
akan belajar mengulangi perilaku yang diterima di lingkungannya. Pemberian
hukuman dan penghargaan, atau penanaman disiplin haruslah secara konsisten.
Pengenalan perilaku baik dan buruk tidak terlepas dari
bagaimana mengenalkan agama sejak dini. Melalui contoh sehari-hari anak belajar
konsep Tuhan, surga, neraka, setan ataupun malaikat.
Setelah Anda membaca rangkuman dan mengerjakan latihan,
diharapkan Anda dapat lebih paham mengenai kegiatan belajar ini. Untuk lebih
memantapkan pemahaman Anda mengenai perkembangan moral pada anak SD, maka
cobalahn kerjakan soal-soal tes formatif berikut ini. Namun jika Anda merasa
belum mantap mengenai materi ini, bacalah sekali lagi kegiatan belajar ini.
PERAN GURU DI SEKOLAH DASAR
Bab I pasal I ayat (13) dijelaskan “Pendidikan Dasar adalah
jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang melandasi jenjang
pendidikan menengah yang diselenggarakan pada satuan pendidikan yang berbentuk
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta
menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan yang
berbentuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, atau bentuk lain
yang sederajat.”
Bab I pasal I ayat (14) dijelaskan “Sekolah Dasar yang
selanjutnya disingkat SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang Pendidikan Dasar”.
Kewajiban guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74
tentang Guru Pasal 52 ayat (1) mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing
dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan tugas pokok. Dalam penjelasan Pasal 52 ayat (1) huruf (e), yang
dimaksud dengan “tugas tambahan”, misalnya menjadi pembina pramuka, pembimbing
kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru piket.
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional maka dirumuskan
tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara
dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan
menengah (pasal 3 PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar).
Dari penjabaran tentang peraturan pemerintah di atas dapat
di simpulkan bahwa peran dan tugasa guru di SD melaksanakan tugasnya guna
memenuhi tujuan dari dibentuknya suatu pendidikan. Kegiatan bimbingan dan
konseling di SD bisa dilakukan oleh guru kelas maupun konselor hal ini terjadi
karena sebagian sekolah dasar yang ada masih belum memiliki guru SD.
Peran dan tugas guru di kelas sendiri selain mengajar adalah
menyelengarakan kegiatan bimbingan dan konseling terhadap seluruh sisiwa di
kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini terjadi karena guru kelas sebagai
“pembimbing dan pengasuh” utama yang setiap hari bersama – sama siswa dalam
proses pendidikan dasar yang sangat vital dalam keseluruhan perkembangan siswa.
Berkat hubungan keseharian yang terus menerus selama satu tahun penuh itulah
guru kelas diharapkan memeahami secara mendalam pribadi siswanya seorang demi
seorangvdalam berbagai aspek yaitu terutama dalam berpenamilan siswa sehari –
hari baik di dalam maupun di luar kelas selama jam sekolah,kecenderungan
kemampuan akademik, bakat minata para siswa,hambatan dan permasalah yang
dialaminya( baik yang menyangkut pribadi,hubungan sosial,maupun kegiatan dalam
hasul belajarnya) serta kondisi keluarga dan lingkungan.
Minggu, 15 April 2018
TUGAS 6
TUGAS 5
Hari/tanggal : Senin, 9 April 2018
Nama : WAHYU ANASTI
NIM: E1B117069
Kelas : Reguler Sore A
Alamat Email : wahyuanastii@gmail.com
Alamat Blog : wahyuanastii.blogspot.id
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PSIKOFISIK PESERTA DIDIK DI TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH, MENCAKUP (A) PERKEMBANGAN FISIK-MOTORIK, (B) KOGNITIF, (C) BAHASA, (D) SOSIOEMOSIONAL, (E) MORAL DAN RELIGI
. A. PERKEMBANGAN FISIK – MOTORIK
Perkembangan Fisik
Masa perkembangan remaja dimulai dari masa puber, umur 12-14
tahun. Masa puber atau permulaan remaja adalah suatu masa saat perkembangan
fisik dan intelektual berkembang secara cepat. Pertengahan masa remaja adalah
masa yang lebih stabil untuk menyesuaikan diri dan berintegrasi dengan
perubahan permulaan remaja kira- kira umur 14-16 tahun. Pubertas adalah suatu
rangkaian perubahan fisik yang membuat organisme secara matang mampu
berproduksi. Hampir setiap organ dan system tubuh dipengaruhi oleh perubahan
ini. Anak yang mengalami puber awal akan mengalami berbeda dengan puber akhir.
Dalam penampakan luar karena perubahan tinggi, proporsi tubuh, dan adanya
tanda-tanda perkembangan seksual pertama dan kedua.Walaupun urutan kejadian
pada pubertas pada umumnya sama bagi setiap anak. Waktu dan kecepatan tiap-tiap
anak berbeda. Rata-rata anak perempuan mengalami perubahan 1 sampai 2 tahun
lebih awal daripada anak laki-laki.
Perkembangan Motorik
Ketika anak memasuki usia SMP, sebenarnya ia telah memiliki
kemampuan motorik dasar, baik motorik kasar maupun motorik halus sebagai modal
utama dalam mengikuti berbagai aktivitas di sekolah. Pada usia ini kekuatan
otot anak akan berlipat ganda seiring dengan semakin banyaknya jumlah sel otot
baru yang terbentuk. Pada anak laki-laki, sel-sel otot baru yang dibentuk
jumlahnya lebih banyak daripada anak perempuan, sehingga tidak heran kalau anak
laki-laki biasanya lebih kuat dibandingkan dengan anak perempuan.
Perkembangan kekuatan otot tersebut kemudian diimbangi
dengan perkembangan dalam mengoordinasi gerakan antara otot yang satu dengan
otot yang lain. Oleh karena itu, keterampilan motorik halus yang telah
dimilikinya akan terus meningkat dan lebih spesifik. Pada masa ini aktivitas
fisik sederhana yang meliputi lari jarak pendek, melompat, dan melempar
benda-benda sesukanya, sudah tidak menarik lagi. Sebaliknya, mereka membutuhkan
jenis aktivitas yang kompleks dan menantang.
Dengan semakin berkembangnya sistem saraf, sehingga
penyampaian rangsangan dari simpul-simpul sarafnya berlangsung lebih cepat,
maka anak semakin terampil dalam mengoordinasi otot-otot tangan dan kakinya.
B. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Piaget, seorang ahli psikologi kognitif, mengemukakan 4
(empat) tahapan perkembangan kognitif individu , yaitu:
a) Tahap Sensori-Motor (0-2)
Inteligensi sensori-motor dipandang sebagai inteligensi
praktis (practical intelligence), yang berfaedah untuk belajar berbuat terhadap
lingkungannya sebelum mampu berfikir mengenai apa yang sedang ia perbuat.
Inteligensi individu pada tahap ini masih bersifat primitif, namun merupakan
inteligensi dasar. Artinya, benda apapun yang tidak ia lihat, tidak ia sentuh,
atau tidak ia dengar dianggap tidak ada meskipun sesungguhnya benda itu ada.
Dalam rentang 18 – 24 bulan barulah kemampuan object permanence anak tersebut
muncul secara bertahap dan sistematis
b) Tahap Pra Operasional (2–7)
Pada tahap ini anak sudah memiliki penguasaan sempurna
tentang object permanence. Artinya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan
tetap eksisnya suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda
tersebut sudah ia tinggalkan atau sudah tak dilihat, didengar atau disentuh
lagi.
c) Tahap
konkret-operasional (7-11)
Pada periode ditandai oleh adanya tambahan kemampuan yang
disebut system of operation (satuan langkah berfikir) yang bermanfaat untuk
mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam
pemikirannya sendiri.
d) Tahap
formal-operasional (11-dewasa)
Pada periode ini seorang remaja telah memiliki kemampuan
mengkoordinasikan baik secara simultan maupun berurutan dua ragam kemampuan
kognitif yaitu :
Kapasitas menggunakan hipotesis; kemampuan berfikir mengenai
sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar
yang relevan dengan lingkungan yang dia respons dan kapasitas menggunakan
prinsip-prinsip abstrak.
Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak; kemampuan
untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan
mendalam.
C. BAHASA
Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang ia telah
banyak belajar dari lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk
dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga,
masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola
bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau yang
disebut bahasa ibu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh
lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan
kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri
khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat
luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui,
dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan
kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam
cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa
perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di
dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak
(remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam
kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok
yang bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan
adalah bocoran soal ulangan atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus
untuk kepentingan khusus pula.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa bahasa remaja
sangat dipengaruhi oleh pergaulan dengan sesamanya. Oleh karena itu, peran
lingkungan keluarga dan sekolah sangat dibutuhkan agar terdapat keseimbangan
diantaranya.
D. SOSIO – EMOSIONAL
Tahapan perkembangan moral adalah ukuran dari tinggi
rendahnya moral seseorang berdasarkan perkembangan penalaran moralnya seperti
yang diungkapkan oleh Lawrence Kohlberg. Tahap-tahap perkembangan moral menurut
Kohlberg :
Pra-Konvensional
Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada
pada anak-anak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam
tahap ini. Seseorang yang berada dalam tingkat pra-konvensional menilai
moralitas dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung. Tingkat
pra-konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan
murni melihat diri dalam bentuk egosentris
Konvensional
Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau
orang dewasa. Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan
membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat.
Pasca-Konvensional
Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat
berprinsip, terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral. Kenyataan
bahwa individu-individu adalah entitas yang terpisah dari masyarakat kini
menjadi semakin jelas. Perspektif seseorang harus dilihat sebelum perspektif
masyarakat. Akibat ‘hakekat diri mendahului orang lain’ ini membuat tingkatan
pasca-konvensional sering tertukar dengan perilaku pra-konvensional.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan social
antara lain sebagai berikut :
1.Keluarga
2.Kematangan
3.Status social ekonomi
4.Pendidikan
5.Kapasitas mental emosi dan inteligensi
PERKEMBANGAN MORAL
PADA MASA REMAJA
MORIstilah moral berasal dari kata Latin “mos” (moris) yang
berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara
kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan
peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral.
Nilai-nilai moral itu, seperti seruan untuk berbuat baik
kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan,
dan memelihara hak orang lain, serta larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum
minuman keras dan berjudi.
Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku
orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh
kelompok sosialnya.
E. MORAL DAN RELIGI
Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh
lingkungannya. Anak memperoleh nilai-nilai moral dari lingkungannya, terutama
dari orangtuanya. diantaranya sebagai
berikut :
a. Konsisten
dalam mendidik anak
Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama
dalam melarang atau membolehkan tingkah laku tertentu kepada anak. Suatu
tingkah laku anak yang dilarang oleh orangtua pada suatu waktu, harus juga
dilarang apabila dilakukan pada waktu lain.
b. Sikap orangtua dalam keluarga
Secara tidak langsung, sikap orangtua terhadap anak, sikap
ayah terhadap ibu, atau sebaliknya, dapat mempengaruhi perkembangan moral anak,
yaitu melalui proses peniruan (imitasi). Sikap orangtua yang keras (otoriter)
cenderung melahirkan sikap disiplin semu oada anak, sedangkan sikap yang acuh
tak acuh atau sikap masa bodoh, cenderung mengembangkan sikap kurang
bertanggungjawab dan kurang mempedulikan norma pada diri anak. Sikap yang
sebaiknya dimiliki oleh orangtua adalah sikap kasih saying, keterbukaan,
musyawarah (dialogis).
c. Penghayatan
dan pengamalan agama yang dianut
Orangtua merupakan panutan (teladan) bagi anak, termasuk
disini panutan dalam mengamalkan ajaran agama. Orangtua yang menciptakan iklim
yang religious (agamis), dengan cara memberikan ajaran atau bimbingan tentang
nilai-nilai agama kepada anak, maka anak akan mengalami perkembangan moral yang
baik.
d. Sikap
konsisten orangtua dalam menerapkan norma
Orangtua yang tidak menghendaki anaknya berbohong, atau
berlaku tidak jujur, maka mereka harus menjauhkan dirinya dari prilaku
berbohong atau tidak jujur. Apabila orangtua mengajarkan kepada anak, agar
berprilaku jujur, bertutur kata yang sopan, bertanggungjawab atau taat
beragama, tetapi orangtua sendiri menampilkan perilaku sebaliknya, maka anak
akan mengalami konflik pada dirinya, dan akan menggunakan ketidakkonsistenan
orangtua itu sebagai alas an untuk tidak melakukan apa yang diinginkan
orangtuanya, bahkan mungkin dia akan berprilaku seperti orangtuanya.
PERKEMBANGAN RELIGI
Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam-macam
perasaan yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Kondisi ini
menyebabkan terjadinya perubahan emosi yang begitu cepat dalam diri
remaja,,seperti ketidakstabilan perasaan remaja kepada Tuhan/Agama.
Fitrah beragama ini merupakan disposisi (kemampuan dasar)
yang mengandung kemungkinan atau berpeluang untuk berkembang. Namun, mengenai
arah dan kualitas perkembangan beragama remaja sangat bergantung kepada proses
pendidikan yang diterimanya. Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk
kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang
direfleksikan kedalam peribadatan kepada-Nya.
Kebutuhan remaja akan Allah kadang-kadang tidak terasa
ketika remaja dalam keadaan tenang, aman, dan tentram. Sebaliknya Allah sangat
dibutuhkan apabila remaja dalam keadaan gelisah, ketika ada ancaman, takut akan
kegelapan, ketika merasa berdosa.
Jadi,,kesimpulannya,,perasaan remaja pada agama adalah
ambivalensi. Kadang-kadang sangat cinta dan percaya pada Tuhan, tetapi sering
pula berubah menjadi acuh tak acuh dan menentang (Zakiyah Darajat, 2003:96-96
dan Sururin, 2002:70).
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
a) Ajaran agama
yang mereka terima.
b) Cara penerapan
ajaran agama.
c) Keadaan
lembaga-lembaga keagamaan.
d) Para pemuka
agama
DAFTAR PUSTAKA
https://occiie23.wordpress.com/2012/07/05/perkembangan-bahasa-peserta-didik-usia-sekolah-menengah-remaja-2/
Langganan:
Postingan (Atom)
-
1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis apa tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan perwuju...