Minggu, 03 Juni 2018

SKENARIO FILM DOKUMENTER

Perencanaan pembuatan film dokumenter

SABTU, 26 MEI 2018

Kelompok : 1. WAHYU ANASTI
                     2. ANGGUN ASYARI 
                     3. RIDO ALYU AKBAR 
                     4. ASAD MUNIB

Tema : Siswa Yang Optimis 
Judul Film :Sepenggal Harapan Anak Negri
Pemeran  : Ulfiani (pemeran utama) , Ibu Ulfiani, Teman- teman
Latar : Tempat : MTs NW Joga Lenek, Lombok Timur 
              Waktu : Siang Hari 
              
Tim penyusun : 1. ANGGUN ASYARI : Sutradara
                            2. ASAD MUNIB : Penulis Skenario
                            3. RIDO ALYU : Penyuting Gambar 
                            4. WAHYU ANASTI : Editor Skenario dan Film 

Sinopsis

Disebuah sekolah yang kecil dan sederhana yaitu Mts NW joga lenek, Lombok Timur. Dengan jalan setapak yang berliku dan terletak pada pedalaman, dikelilingi oleh sawah sekolah tersebut berdiri dan siap bersaing dengan sekolah lainnya. Di Mts. NW Joga terdapat tidak begitu banyak isswa hanya beberapa yang berisikan 16 siswa disana berbagai watak sifat dan kelakuan siswa yang berbeda-beda dengan keterbatasan teknologi dan pengetahuan minim karena sekolah tersebut berada pada pelosok yang tidak memungkinkan untuk diketahui masyarakat dan lumayan sulit buntuk ditemukan karena berada pada pedalaman desa lenek.
Disanalah ada seorang siswa perempuan bernama “ulfiani” berumur 14 tahun. siswa yang tengah mengalami awal pubertas inipun tidak surut dari semangat juang yang tinggi dan harapan-harapan untuk kehidupan kedepannya , ia memiliki cita-cita dan mimpi yang tinggi meskipun sulit untuk digapai Karena keterbatasan disekelilingnya seperti ekonomi. Ulfi setiap paginya bersekolah dan pulangnya membantu sang ibu dan ayah bekerja membuat bata, namun meskipun begitu ulfi adalah sosok yang berprestasi disekolah selalu mendapatkan juara pertama dari 16 siwa dengan sekolah yang terbilang kurang dikenali namun ia tetap bangga dengan prestasi yang ia dapatkan.
“namaku ulfiani, aku adalah seorang remaja yang berumur 14 tahun. Aku tinggal bersama ibuku. Ayahku sudah lama meninggal sejaka aku kelas 5 SD” dan inilah ceritaku..
Pagi-pagi sekali ulfi sudah berada disekolah untuk ujian karena hari ini tepat pada tanggal 31 mei 2018 adalah hari terakkhir ulfi menjalani ujian akhir sekolah untuk naik ke kelas IX terlihat beberapa siswa yang melakukan ujian juga meskipun tidak terlalu banyak namun semangat para siswa menjalani ujian begitu kuat. Didalam hati ulfi selalu menanamkan pada dirinya sendiri bahwa ia harus sukses meskipun engan keadaan yang telah ia alami saat ini “Aku selalu berpikir tentang fasilitas yang aku dapatkan untuk  mencari ilmu tersedia didepan mata, meskipun tidak begitu sama dengan sekolah lainnya. Masih pantaskah kami malas dalam belajar dan mengejar mimpi? Sementara saudara kami diluar sana tengah berjuang bertaruh nyawa hanya untuk pergi kesekolah” kata ulfi dalam hati. Itu adalah sebuah semangat terbesar ulfi untuk menggapai cita-citanya selain dukungan dari orang tua. Disekolah ulfi juga banyak bergaul dengan teman-temannya ia berpikir “teman adalah segalanya dikala kita lelah dengan lingkungan luar sekolah, teman juga bisa tempat berbagi apapun keluh kesaha kita. Namun aku juga harus pintar memilih teman agar tidak terjerumus dengan pergaulan sekarang, apalagi banyak sekali teman diseusiaku yng menikah dini” ulfi berpikir bahwa Ian akan bergaul dengan siapapun namun ada batas dan pengendalian dirinya.
Pulang sekolah ulfi tidak langsung membereskan segala keperluan sekolahnya namun ia memilih mengajak teman-temannya membantu ibunya membuat bata karena ulfi hanyalah seorang anak yang ditinggal oleh ayahnya dan ulfi tinggal bersama ibunya. Lewat pekerjaan tersebut ulfi dan keluarga bisa memenuhi kebutuhan ekonominya.  Setelah melihat bahan-bahan terkumpul ulfi bergegas untuk mengganti pakaiannya dan membantu orang tuanya merapikan bata-bata yang usudah jadi. Tidak dipungkiri bahwa ulfi juga seorang anak yang ingin bermain dengan teman-temannya namun ia merasa ada waktu senggang sesekali ulfi akan keluar bersama teman-temannya “aku adalah anak yang sedang mengalami masa dimana permasalahan dalam diriku dimulai jadi aku tidak munafik dengan keinginan untuk memiliki tekhnologi yang maju seperti sekarang, namun untuk mendapatkan itu aku harus berusaha menggapai cita-citaku dulu seperti kata pepatah bersakit-sakitlah dahulu bersenang senang kemudian. Aku pikir semua orang memiliki pemikiran sepeti itu tapi aku tidak mempunyai waktu untuk memikirkannya karena jika hanya dipikirkan dan tidak dikerjakan maka akulah sanag tong kosong nyaring bunyinya” itu adalah moto yang selalu ulfi pegang.
Pada sore hari seperti biasa ulfi akan membereskan rumah dan segala yang perlu ia kerjakan. Ulfi adalah anak yang berbakti namun juga tidak bisa dibohongi ia pasti penah kesal dengan ibunya namun diumur yang sekarang ia mencoba mengendalikan diri meskipun terkadang tidak bisa karena jiwa yang labil pasti ada melekat pada dirinya, jiwa yang memiliki rasa egois dan emosi yang labil, “aku memiliki segalanya meskipun tidak seperti yang lain, aku memiliki ibu yang sempurna meskipun tanpa ayah, aku memiliki ibu yang pekerja keras, jadi aku berpikir kenapa tidak aku membalas semua yang diberikan ibuku kepadaku kepadaku?”

Kemudian dimalam hari ulfi pun belajar untuk meningkatkan kemampuannya dalam akademik ia berpikir “bukan tiada jam tanpa belajar namun tiada hari tanpa belajar, menurutku belajar adalah hal yang paling membosankan namun aku selalu mengingat kata-kata ayahku bahwa bahagiakanlah ibumu selagi kau bisa, so bosan adalah hal yang wajar tapi hanya dengan itu aku bisa membahagiakan ibuku” pada hari-hari berikutnya ulfi mendapatkan nilai sesuai yang ia inginkan. Ulfi sangat ingin menggapai batas kemampuan yang ia miliki namun karena keterbatasan dari lingkungan sekolah dan ekonomi keluarga . ulfi selalu bersyukur dengan yang ia dapatkan dan berjanji tidak akan pernah berhenti menggapai cita-citanya setinggi apapun, justru karena keterbatasan itu ulfi berpikir ia akan lebih maju kedepannya…


     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar