Sabtu, 26 November 2022

AKSI NYATA TOPIK 3 FILOSOFI PENDIDIKAN

KEBHINEKAAN TUNGGAL IKA DAN NILAI PANCASILA DALAM DUNIA PENDIDIKAN 

DI SMA NEGERI 3 MATARAM

1.      Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap kebhinekatunggalikaan.

Kebhinekaantunggalika yang ada di SMA Negeri 3 Mataram yaitu seluruh peserta didik yang ada di SMA Negeri 3 Mataram tentu saja berasal dari latar belakang yang berbeda – beda namun seluruh peserta didik tersebut tetap menyatukan keberagaman tersebut dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika yang  artinya berbeda – beda tetapi tetap satu, penghayatan dari semboyan tersebut sangat jelas diterapkan oleh peserta didik SMA Negeri 3 Mataram, mereka berasal dari suku yang berbeda, terdapat 5 macam agama diantara 1.200 peserta didik SMA Negeri 3 Mataram yaitu agama Islam, Hindu, Kristen, Protestan, dan Budha, hanya agama Koghucu saja yang tidak ada dianut oleh 1.200 peserta didik SMA Negeri 3 Mataram, kemudian bukan hanya dari segi agama saja yang beranekaragam. Peserta didik SMA Negeri 3 Mataram juga berasal dari suku yang beragam yaitu terdapat peserta didik yang berasal dari suku sasak, mbojo, samawa, jawa dan bugis. Berkaitan dengan suku seluruh peserta didik tersebut juga pastinya memiliki adat istiadat yang beranekaragam sesuai dengan suku mereka. Peserta didik yang ada di SMA Negeri 3 Mataram juga memiliki warna kulit yang berbeda – beda ada yang putih, hitam, sawo matang dan kuning langsat.

Bertolak dari keberagaman tersebut seluruh siswa SMAN 3 Mataram memiliki sikap saling menghormati, saling menghargai, serta saling menbantu satu sama lainnya, tanpa melihat meraka berasal dari latar belakang yang berbeda – beda walaupun peserta didikanya beranekaragam mereka tetap berteman dengan sisapapun dan tidak membeda – bedakan teman satu dan lainnya. Peserta didik di SMAN 3 Mataram juga tetap melakukan kerjasama, bergotong royong, saling berteman dan bersaudara, saling membantu tanpa melihat perbedaan diantara mereka. Selain itu karena dari 1.200 siswa SMA Negeri 3 Mataram menganut 5 agama yang berbeda jadi sekolah memfasilitasi tempat ibadah untuk tiap – tiap agama, sehingga di SMA Negeri 3 Mataram terdapat tempat ibadah agama Hindu, tempat ibadah agama Kristen dan untuk agama islam juga ada mushola, Kristen juga ada, dan Protestan juga ada ruangan khusus untuk mereka beribadah serta sesama warga sekolah tidak pernah menggangu bila agama lain sedang menjalankan ibadahnya, untuk yang agama islam rutin dilaksanakan kegiatan Imtaq setiap hari jumat jam 07.30 di mushola SMA Negeri 3 Mataram. Selain itu terdapat symbol di SMA Negeri 3 Mataram yang dapat mengahayati siswa tentang Bhinekatunggalika yaitu tepatnya dilapangan upacara SMA Negeri 3 Mataram terdapat ukiran lambang Pancasila dengan ukuran yang sangat besar dan jelas kemudian diiringin dengan ukiran bendera merah putih sepanjang putaran lapangan SMA Negeri 3 Mataram sehingga pada saat siswa melaksanakan kegiatan apapun disekolah dan melihat lapangan mereka selalu mengingat bahwa kita dinaungi oleh Bhineka Tunggal Ika sesama warga sekolah. Melalui semua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik SMA Negeri 3 Mataram sangat menghayati Kebinekaantunggalika tersebut.

2.      Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia.

Sebagai manusia Indonesia, penghayatan nilai – nilai pancasila yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri 3 Mataram sudah sangat baik, kemudian dikuatkan kembali melalui kegiatan kegiatan wajib yang dilaksanakan oleh SMA Negeri 3 Mataram salah satunya kegiatan upacara yang rutin dilaksanakan setiap 1 minggu sekali yaitu pada hari senin, dan perayaan hari - hari besar nasional lainnya seperti pada saat hari sumpah pemuda dan hari pahlawan, hal ini dilakukan untuk memupuk dan menumbuhkan rasa persatuan Indonesia atau keberagaman yang dipersatuakan dari upacara bendera tersebut SMA Negeri 3 Mataram telah menerapkan sila ketiga dari Pancasila yaitu persatuan Indonesia dengan lambang pohon beringin, dan SMA Negeri 3 Mataram dapat dikatakan sukses mempersatukan seluruh keberagaman antar warga sekolah  sehingga mewujudkan manusia Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika. 

Kegiatan Upacara Bendera di SMA Negeri 3 Mataram

 

Kemuadian SMA Negeri 3 Mataram mengadakan kegiatan Imtaq setiap seminggu sekali tepatnya pada hari Jumat Pukul 07.30 pagi seluruh warga sekolah yang terdiri dari seluruh siswa dan guru sudah berkumpul di mushola SMA Negeri 3 Mataram untuk mengadakan dan mengikuti kegiatan Imtaq dan untuk yang beragama Hindu, Kristen, Protestan dipersilahkan untuk melakukan kegiatan keagaamaan pada ruangan agamannya masing – masing karena di SMA Negeri 3 Mataram telah mempersiapkan ruangan yang berbeda untuk agama yang berbeda jadi stiap agama sudah memiliki ruangannya sendiri untuk menjalankan kegiatan keagamaannya masing – masing. Melalui kegiatan keagaamaan tersebut SMA Negeri 3 Mataram telah menerapkan penghayatan pada sila pertama pancasila dengan lambang bintang yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. 

 


 Kegiatan Imtaq di SMA Negeri 3 Mataram 

 

Kemudian SMA Negeri 3 Mataram memiliki siswa yang beragam dari segi sosial kultur dan budaya akan tetapi di SMA Negeri 3 Mataram seluruh siswa itu sama dan tidak ada yang di beda – bedakan tidak memandang status sosial, tidak memandang kultur dan latar belakang, seluruh siswa adalah sama, dalam artian sama dan bersifat adil dalam mendapatkan pelayanan dan hak – haknya dalam pendidikan di SMA Negeri 3 Mataram. Hal ini menunjukkan bahwa SMA Negeri 3 Mataram telah melakukan penghayatan pada sila ke lima dengan lambang padi dan kapas yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia hal tersebut tidak hanya penghayatan pada sila kelima. Pendidikan di SMA Negeri 3 Mataram maupun seluruh pendidikan memiliki tujuan mencerdaskan anak bangsa untuk menjadi manusia yang beradab, di SMA Negeri 3 Mataram seluruh siswa dibentuk menjadi manusia yang beradab. Seluruh hal tersebut mencerminkan bahwa SMA Negeri 3 Mataram melakukan penghayatan pada sila kedua dengan lambang rantai yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. 


 

Senin, 21 November 2022

AKSI NYATA - FILOSOFI PENDIDIKAN

 

  1. Perasaan saya selama melakukan perubahan di dalam kelas

Pastinya saya sangat senang, karena saya sebagai guru dintuntut untuk selalu berkembang dan up to date dengan perkembangan zaman. Kemudian sebagai seorang guru juga dituntut untuk menguasai teknologi karena sekarag telah banyak berkembang pembelajaran yang berbasis teknologi tersebut. Selain menguasai teknologi guru juga harus kreatif dan menghasilkan cara-cara yang inofativ dalam pembelajarannya agar siswa tidak merasa bosan saat mengikuti proses pembelajaran.  

  1. Ide atau gagasan saya yang timbul saat sepanjang saya melakukan proses perubahan yaitu ide ide membuat berbagai media pembelajaran yang kreatif, saya juga memiliki ide untuk mendesign LKPD agar lebih terlihat meraik, kemudian muncul juga ide-ide menerapkan pembelajaran dengan game untuk peserta didik agar peserta didik semangat dalam mengikuti proses pembelajaran PPKn.
  2. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik dapat di amati dari hasil dan karya-karya tugas dari siswa siswa juga mengumpulka tugas-tugasnya dengan tepat waktu hal tersebut dapat terlihat bahwa siswa dapat disiplin waktu dalam hal mengumpulkan tugas siswa juga semakin rajin dalam belajar sehingga tumbuh kemaunnya untuk mengerjakan PR dan tugas didalam LKPD seluruh hal ini dapat menjadi catatan praktik yang telah kami amati selama melakukan PPL.
  3.  ‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan refleksi) aksi Anda. 

Seluruh rangkaian pelaksanaan dalam pembelajaran tersebut sangat terekan di dalam pikiran mulai dari tahap perencanaan , kami bersama rekan-rekan PPG menyusun rencana untuk membuat pembelajaran yang di mix dengan game, kemudian kami memikirkan game game yang cocok untuk materi pembelajaran tersebut, kami juga merencanakan berbagai macam ice breaking yang berbeda - beda untuk, untuk membangkitkan semangat peserta didik agar semangat dalam mengikuti proses pembelajaran, Kemudian kami juga menyusun berbagai media pembelajaran yang kreatif, cantik, dan inovatif agar siswa dapat merasa senang mengikuti proses pembelajaran dengan berbagi media pembelajaran yang kreatif tersebut.

Seluruh perencanaan yang telah kami buat bersama rekan-rekan PPG di SMA Negeri 3 Mataram pun telah selesai dan siap diterapkan didalam kelas, dan hasilnya setelah kami terapkan di dalam kelas , peserta didik jauh lebih bersemangat mengikuti pembelajaran PPKn kemudian peserta didik dapat memahami lebih banyak dari sebelumnya mengenai poin-point materi pembelajaran PPKn tersebut, kemudian peserta didik juga semakin berkreasi dan semakin kreatif dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, seperti mengerjakan tugas membut peta konsp menggunakan kertas buffalo, mengerjakan tugas di buku tulis dengan berbagai pulpen warna-warni sehingga hasil tugas siswa tersebut sangat menarik untuk dibaca, cantik rapi dan indah.

 

  1. Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan peserta didik yang terlibat dalam proses perubahan yang Anda lakukan.

Testimoni dari guru pamong saya yaitu Ibu Dra. Siti Ramlah yang mengatakan bahwa pembelajaran yang saya terapkan didalam kelas tersebut sangat bagus, siswa menjadi lebih memahami materi yang disampaikan karena bersemangat dalam mengikuti  pembelajaran dengan game tersebut.

Testimoni lainya yaitu dari salah satu peserta didik di kelas yang saya pegang yaitu kelas X MIPA 1 yang mengungkapkan bahwa kami (siswa) harus sering-sering belajar menggunakan game karena kami (siswa) sangat senang belajar dengan game, dan belajarnya juga menjadi lebih seru dan lebih cepat memahami materi pelajaran tersebut.

 

 

Minggu, 13 November 2022

PRINSIP KONTINYU DAN CONTOH IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DAN RUMUSAN PRINSIP RELEVANSI KURIKULUM DI SMA NEGERI 3 MATARAM

 

Prinsip Kontinuitas dan Contoh Implementasi Dalam Pembelajaran

Kata kontinuitas berarti kesinambungan atau berkelanjutan atau saling keterkaitan. Jadi, prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran perlu dijaga agar apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang lebih tinggi telah diberikan dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada pada jenjang sebelumnya. Prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak terjadi pengulangan-pengulangan materi pelajaran yang memungkinkan program pengajaran tidak efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu.

Prinsip kontinuitas artinya kurikulum itu dikembangkan secara berkesinambungan. Kesinambungan ini meliputi sinambung antar kelas maupun sinambung antar jenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar proses pendidikan atau belajar siswa bisa maju secara sistematis, pendidikan pada kelas atau jenjang yang lebih rendah harus menjadi dasar dan  dilanjutkan pada kelas dan jenjang di atasnya. Selain itu, kontinuitas disini dimaksudkan adalah saling jalin-menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan

Untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu ada kerja sama antara pengembang kurikulum pada setiap jenjang pendidikan, misalkan para pengembang pendidikan pada jenjang sekolah dasar, jenjang SMP, jenjang SMA, dan bahkan dengan para pengembang kurikulum di perguruan tinggi.

a.     Kesinambungan Antara Berbagai Tingkat Sekolah

Dalam penyusunan kurikulum sekolah, hendaknya dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

Bahan-bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat sekolah yang berikutnya hendaknya sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang sebelumnya. Bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi pada sekolah yang lebih tinggi. Hal ini sebagian sudah disinggung dalam pembahasan kita mengenai fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat diatasnya, dalam bab yang lalu.

b.   Kesinambungan Antara Berbagai Bidang Studi

Bahan yang diajarkan dalam berbagai bidang studi sering mempunyai hubungan satu sama lainnya. Sehubungan dengan hal itu urutan dalam penyajian berbagai bidang studi hendaknya diusahakan sedemikian rupa agar hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik.

Sebagai contoh, untuk mengubah angka temperature dari skala celcius ke skala Fahrenheit dalam IPA dibutuhkan ketrampilan dalam pengalian dalam bilangan pecahan. Untuk itu pelajaran mengenai bilangan pecahan ini dalam bidang matematika hendaknya sudah diberikan sebelum murid mempelajari cara mengubah temperature di atas.

Kontinuitas Terkait dengan perkembangan dan proses belajar anak yang berlangsung secara berkesinambungan, maka pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknyaberkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikandengan jenjang lainnya, serta antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan.

Rumusan Prinsip Relevansi Kurikulum (di Salah Satu Sekolah) di SMAN 3 Mataram

Implementasi prinsip relevansi di SMAN 3 Mataram, relevansi kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, kebutuhan masyarakat, kebutuhan pekerjaan dan kebutuhan  perkembangan teknologi atau IPTEK.

  • Kebutuhan Siswa 

Di SMAN 3 Mataram kebutuhan siswa  menjadi prioritas sekolah yaitu Mendesign layanan pembelajaran berdiferensiasi agar dapat mengakomodir kebutahan anak sesuai dengan gaya belajar siswa, melayani sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran, memberikan pelayanan nilai atau evalusi yang di butuhkan anak  (raport, nilai harian, semester), memberikan layanan complain kepada sekolah agar hak yang luput bisa terpenuhi. Upaya satuan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan tersebut yaitu terlihat pada aspek SDM guru sekolah mengadakan bimbingan teknis dan workshop atau pelatihan terkait dalam memenuhi kebutuhan dalam memberikan layanan kepada siswa (berdeferensiasi ), Pada aspek sarana dan prasarana baik fisik maupun non fisik sekolah berusaha untuk dapat memenuhi kelengkapan yang di butuhkan siswa. kebutuhan siswa ini tercermin dalam analisis karakteristik satuan Pendidikan pada saat proses layanan pembelajaran sesuai dengan sesuai dengan tujuan pembelajaran prinsip diferensiasi sesuai dengan gaya belajarnya. kebutuhan peserta didik ini tercermin dalam tujuan satuan Pendidikan seperti mengelaborasi dengan tujuan masing-masing pihak baik guru mata pelajaran dan pihak yang memiliki wewenang dalam memenuhi kebutuhan siswa yang tercermin dalam hasil evaluasi terpadu aspek pengetahuan dan aspek keterampilan, menyesuaikan dengan target yang sudah di tetapkan oleh kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa kelas X, XI, XII sesuai dengan minat bakatnya baik jurusan MIPA, IPS dan Bahasa. Ada pelayanan khusus untuk siswa kelas XII untuk persiapan ke perguruan tinggi (rincana tindak lanut study) Ada refleksi terkait pelaksanaan pembelajaran setaip tahun sebagai evalusi rancangan pembelajaran pada tahun berikutnya agar masalah tidak masalah muncul lagi disamping menyesuaikan dengan regulasi baru dari pihak pemerintah

  • Kebutuhan Perkembangan Teknologi atau IPTEK.

SMAN 3 Mataram melakukan Manajemen perkembangan teknologi atau IPTEK dengan memanfaatkan WhatssApp dengan membuat guru sesuai dengan kebutuhan siswa yakni membuat grup layanan siswa dengan wali kelas, siswa dengan guru mapel, wali kelas dengan wali siswa dan guru dengan pimpinan. informasi dikelola sehingga pembelajaran bisa dilakukan berbasis data dengan guru Guru di lengkapi dengan kemampuan dapat mengaplikasikan informasi digital guru wajib memiliki akun guru belajar, dan memanfaatkan pengelolaan G-drive, G-meet, dan GCR.  Guru memanfaat akun guru belajar dengan memanfaatrkan G-drive, G-meet, dan GCR dan memanfaatkan akun merdeka belajar.

Referensi

Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media Group.

Soetopo, H., & Soemanto, W. (1986). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum . Jakarta: Bina Aksara.

Semoga Bermanfaat.. ❤️_❤️

Kamis, 10 November 2022

Argumentasi Kritis Tentang Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara Dalam Perkembangan Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan

 

Nama : Wahyu Anasti

Mahasiswa PPG Prajabatan 2022 Universitas Muhammadiyah Mataram

Mata Kuliah : Filosofi Pendidikan 

 


Argumentasi Kritis Tentang Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara Dalam Perkembangan Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Bapak Ki Hadjar Dewantara atau yang lebih dikenal dengan julukan Bapak Pendidikan Indonesia.

Ki Hadjar Dewantara dikenal dan disebut sebagai Bapak Pendidikan Indonesia karena telah melakukan gerakan transformasi. Gerakan Transformasi yang dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara sangat luar biasa.

Ki Hadjar Dewantara mengembangkan dunia pendidikan di saat sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia. Jadi sosok Ki Hadjar Dewantara ini sosok yang sangat patut untuk ditiru dan menjadi panutan bagi kami guru-guru muda untuk terus memperjuangkan pendidikan dengan cara menabur benih-benih ilmu pengetahuan dan siswa akan tumbuh menjadi manusia yang sukses dan bahagia.

Jadi Ki Hadjar Dewantara dikatakan sebagai pahlawan nasional Indonesia yang sangat berperan bagi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.

Setelah itu pada tahun 1854 di Indonesia terdapat sekolah Bumiputera. Pada tahun yang sama yaitu 1854 untuk mentransformasikan pendidikan dibangunlah Sekolah Bumi Putera. Pada sekolah Bumiputera ini sekolahnya hanya memiliki tiga kelas serta hanya mengajarkan calistung (membaca, menulis dan berhitung).

Kemudian terdapat pula pendidikan Kolonial yang hanya diperuntukkan untuk kaum Kolonial saja. Hal ini memang tidak adil bagi rakyat pribumi. Karena pendidikan Kolonial sangat tidak sesuai dengan jiwa dan raga bangsa Indonesia. Karena memang pada zaman tersebut kita masih dalam masa penjajahan. Sehingga pendirian pendidika juga dikuasai oleh kaum Kolonial dan kaum Kolonial juga mendapat pendidikan yang berbeda dengan kaum pribum, ini sangat tidak adil tetapi kembali lagi memang pada saat itu kita masih dalam masa penjajahan, kaum Kolonial mendapat pendidikan tentang kepentingan Kolonial saja.

Ki Hadjar Dewantara menganggap bahwa pendidikan Kolonial tidak dapat mengadakan peri kehidupan bersama.

Hal tersebut memang benar karena pendidikan yang didapatkan oleh kaum pribumi sangat berbeda dengan pendidikan yang didapatkan oleh kaum Kolonial. Dan kekuasaan sekolah tersebut juga dikuasai oleh kaum Kolonial jadi kaum pribumi sangat bergantung pada kaum penjajah, mau tidak mau kaum pribumi selalu menuruti apapun kebijakan Kolonial dalam mengelola pendidikan tersebut, hal ini dilakukan oleh kaum pribumi agar kaum pribumi tetap dapat ikut memperoleh pendidikan walaupun di bawah kebijakan Kolonial, hal ini dapat menjadi salah satu perjuangan kaum pribumi untuk mendapatkan pendidikan.

Pendidikan dibawah kebijakan Kolonial memang sangat tidak bisa membuat manusia kaum pribumi merdeka, Akan tetapi kaum pribumi juga juga tidak memiliki pilihan lain. Perjuangan kaum pribumi untuk memperoleh pendidikan memang sangat luar biasa, kaum pribumi sengaja tunduk dengan kebijakan kolonial dengan siasat agar terus memperoleh pendidikan.

Namun bangsa indonesia tidak mungkin seperti ini selamanya diperlukan gerakan untuk bangkit dalam dunia pendidikan. indonesia tidak bisa melawan kolonial hanya dari pergerakan politik saja karena seperti yang kita bersama  tahu politik kolonial jauh lebih canggih dibandingkan politik pribumi.

melihat kondisi yang seperti ini indonesia harus menyebarkan benih hidup merdeka di kalangan kaum pribumi dengan cara atau jalan pengajaran dan pendidikan nasional. Kemudian pada tahun 1920 cita-cita baru lahir untuk perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran. Semakin tahun pendidikan di indonesia mulai lebih baik dari tahun sebelumnya, dengan lahirnya berbagai cita-cita pengajaran kaum pribumi.

Kemudian pada tahun 1922 lahirlah taman siswa kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara. Hal ini semakin membuka harapan indonesia dalam dunia pendidikan, kelahiran Taman Siswa memang memiliki pengaruh besar dalam dunia pendidikan di Indonesia tentunya dengan harapan yang besar pula pendidikan di indonesia akan tercerahkan ke masa depan.

Taman siswa memang memiliki Rencana Pembelajaran yang bersifat kultur nasional. Hal ini tentunya semakin positif dalam pendidikan di indonesia sesuai dengan kultur bangsa indonesia dan sesuai dengan kultur bangsa Indonesia. Tiap-tiap mata pelajaran di berikan sebagai bagian dari peradaban bangsa dan di sesuaikan dengan perkembangan jaman. Pendidikan di indonesia mulai mengikuti kemajuan perkembangan zaman dan tidak lagi menganut pendidikan zaman kolonial, Hal ini menjadi kemajuan yang sangat luar biasa bagi Bangsa Indonesia Pendidikan di Indonesia mulai mendasarkan pada kebudayaan nasional untuk dapat menghindarkan dari kebodohan. Harapan besar bangsa Indonesia melalui bidang pendidikan tentu sangat luar biasa karena harapan bangsa indonesia keluar dari kebodohan.

Pendidikan yang berkembang pada zaman kolonial memang tidak mencerdaskan, tetapi memanfaatkan, (dalam artian memanfaatkan tenaga kerja yang berpendidikan untuk bekerja bersama koloni). Memang benar pendidikan yang diberikan oleh koloni untuk kaum pribumi Indonesia memiliki tujuan tersersendiri, tepatnya untuk menciptakan sumberdaya manusia untuk dimanfaatkan, Pribumi  Indonesia yang sudah siap menjadi tenaga kerja untuk kolonial dan bekerja bersama kolonial akan diberikan upah yang minim (diperas tenaganya kaum pribumi). Tetapi tidak semua hal yang dilakukan oleh kolonial itu jelek atau negatif, pendidikan yang diberikan oleh kolonial juga memberi dampak positif terhadap pribumi Indonesia. sisi positifnya karena kebijakan konoli tersebut kaum pribumi indonesia dapat ikut merasakan dunia pendidikan bahkan mulai mengenal pembelajaran membaca dan menghitung (calistung).

Selain itu sisi  positif lainnya dari pendidikan yang diberikan kolonial adalah Mulai terbentuk lembaga-Lembaga pendidikan di Indonesia yang dibangun oleh beberapa tokoh pendidikan terkemuka. Masih didalam ranah kapasitasnya sebagai seorang pemikir serta sebagai seorang praktisi pendidikan, Ki Hadjar Dewantara santer disebut-sebut sebagai pejuang kemanusiaan di Indonesia.

Beliau sangat berupaya membangun, membentuk dan menyelenggarakan pendidikan untuk pribumi/masyarakat di Indonesia. tentunya tidak ketinggalan konsep, landasan, semboyan dan metode  yang penampilannya erat dengan kekhasan kultural Bangsa Indonesia. 

Pada masa Ki Hadjar Dewantara menjabat sebagai Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Beliau sangat luar biasa, dengan mencetuskan berbagai pendidikan di sekolah tidak hanya menjadikan masyarakat bangsa indonesia yang mampu menguasai sesuatu, akan tetapi juga  manusia susila yang dapat cakap serta dapat menghasilkan dan melahirkan warga negara Indonesia yang demokratis serta bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat serta tanah air bangsa.

Melihat kondisi dari pendidikan yang di Indonesia setelah merdeka dan mengarah kepada hal yang lebih baik dari sebelumnya yaitu perubahan dalam proses pembelajaranya serta landasan pendidikannya.  Oleh karena itu pendidikan indonesia di era ini, bangsa Indonesia telah menghilangkan paham-paham pendidikan dari kolonial/ Belanda, Hal ini tentunya juga membawa dampak yang positif bagi siswa sehingga siswa-siswa Indonesia telah memiliki ciri khasnya tersendiri di dalam dunia pendidikan Indonesia. 

Dari segi Pembelajarannya  telah dilaksanakan dengan menambah berbagai macam budaya bangsa Indonesia, tentunya yang dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Dari segi pendidikan di Indonesia pada abad 21, sudah bisa dikatakan sebagai pendidikan abad globalisasi. Karena pada abad 21 saat ini, pembelajarannya sudah tidak lagi terfokus pada kebudayaan. Namun, lebih berfokus pada sikapnya dalam pemikiran kritis serta dalam memecahkan masalah, kemudian kecakapannya dalam komunikasi, mengembangkan kreativitas serta inovasi dan berkolaborasi atau berkerjasama.

Kemudian dari segi zaman teknologi saat ini, santer sebagai zaman yang di sebut menjadi sarana utama di dalam dunia pendidikan. Kita sebagai seorang guru, sangat perlu meningkatkan pemahaman serta kemampuan dalam beradaptasi dengan teknologi saat ini serta dapat memanfaatkan segala macam teknologi, terutama teknologi dalam dunia pendidikan untuk mengembangkannya didalam pembelajaran.

 

Refrensi

Kuswono, Bowo Hadi. (2020). Kesimppulan dan Refleksi Pemikiran-Pemikiran Ki Hajar Dewantara. Ambil di https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/kesimpulan-dan-refleksi-pemikiran-pemikiran-ki-hajar-dewantara/ Pada Tanggal 28 Oktober 2022 Pukul 18.00.

Dini, Putri. (2022). Perjalanan Pendidikan Indonesia. Ambil di https://www.kompasiana.com/putridhinippg8930/6355cd8ac1af9a3f264c56b2/perjalanan-pendidikan-indonesia Pada Tanggal 29 Oktober 2022 Pukul 09.00.

Pendidikan Guru Penggerak. (2020).  Pendidikan Zaman Kolonial. Ambil di https://youtu.be/M90E2vT7zF4 Pada Tanggal 10 November 2022 Pukul 20.13.