Minggu, 18 Maret 2018

TUGAS 2


 TUGAS 2
NAMA : WAHYU ANASTI
NIM : E1B117069
Senin, 19 Maret 2018
Email : wahyuanastii@gmail.com
Blog : wahyuanastii.blogspot.co.id
No hp : 083142724607


                           KONSEP PERKEMBANGAN

Pengertian, prinsip, pendekatan dan Tahapan perkembangan Peserta didik dalam Satuan Pendidikan Menengah 

A.      Pengertian Perkembangan
 Menurut Yusuf (2001) Perkembangan merupakan proses kehidupan manusia yang  secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.

Definisi perkembangan implikasinya dalam pendidikan. Perkembangan merupakan  perubahan sistematik fungsi fisik dan psikis

Perkembangan Merupakan Proses yang Tidak Pernah Berhenti (Never Ending Process) Individu secara terus-menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya.

Akhmad Sudrajat (2008)  mendefinisikan “Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan

Hurlock E.B. (1978:23) menyatakan bahwa “Perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretanm progresif dari perubahan yang teratur dan koheren “.”Progresif “ menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju, dan bukan mundur.

Menurut Dr Siti Aminah Soepalarto, SpS (K). : 2008 ). “Perkembangan adalah proses yang berlangsung sejak konsepsi, lahir dan sesudahnya, dimana badan, otak, kemampuan dan tingkah laku pada masa usia dini, anak2, dan dewasa menjadi lebih kompleks dan berlanjut dengan kematangan sepanjang hidup.”

Menurut Chaplin C.P.,1989:134, Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati.

Kesimpulnya Saya (Wahyu Anasti)  ‘’Perkembangan adalah Terjadinya perubahan dalam diri setiap makhluk hidup yang berlangsung scara terus menerus dari sejak konsepsi sampai akhir hayat, yang ditandai dengan perubahan fisik dan pola pikir di setiap perkembangannya. ‘’


B.      PRINSIP – PRINSIP PERKEMBANGAN 

Menurut  Yusuf (2001). Prinsip Perkembangan yaitu:
1.      Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti
2.      Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
3.      Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu
4.      Perkembanagan terjadi pada tempat yang berlainan
5.      Setiap fase perkembanagan mempunyai ciri khas
6.      Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/ fase perkembangan


Menurut Carol Getswicki( 1995) Prinsip-prinsip perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Dalam perkembangan terdapat urutan yanng diramalkan pemahaman tentang perilaku yag seharusnya terjadi berikutnya, akan membantu para praktis untuk mengenal perkembangan yang khusus dan menantang fase berikutya yang semestinya.
2. Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya. Suatu perkembangan tidak akan mungkin terjadi berkesinambungan dengan baik bila anank didorong untuk melampaui atau secara tergesa-gesa menjalani tahap-tahap awal.
3. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal . waktu-waktu yang menunjukan kesiapan harus dikenai melalui pengamatan yang cermat .
4. Perkembangan merupakan hasil interaksi faktor-faktor biologis (kematangan) dan faktor-faktor lingkungan (belajar)
5. Perkembangan maju berkelanjutan merupakan kesatuan yang saling emosional , sosial berhubungan , dengan semua aspek-aspek(fisik,kognitif, emosional,sosial) yang saling mempengaruhi.
Menurut Menurut Jersiled, 1963;  Prinsip Perkembangan adalah “Kontinuitas” artinya perkembangan berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas saya (Wahyu Anasti) simpulkan bahwa “Prinsip Perkembangan adalah Proses yang tidak pernah berhenti di setiap perkembangannya memiliki ciri khas fisik, kognitif, emosional, dan social yang berlangsung scara terus menerus dan berkesinambungan.” 

C.      PENDEKATAN PERKEMBANGAN

  • *      Pendekatan Humanistik

Pada pendekatan humanistik berpusat pada siswa. Yaitu peran guru yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1.            Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehensif
2.            Menghormati individu peserta didik, dan
3.            Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.

  • *      Pendekatan Subjek Akademik

penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu tertentu. Karena setiap ilmu pengetahuan memiliki sistematisasi tertentu dan berbeda dengan sistematisasi ilmu lainnya.

  • *      Pendekatan Rekonstruksionisme

Pendekatan ini disebut Rekonstuksi sosial. Yaitu pendekatan scara social guru terhadap muridnya. Untuk mewujudkan sikap bersosialisasi yang tinggi

D.      Tahap Perkembangan peserta didik disatuan pendidikan sekolah menengah. 

Berdasarkan Analisis Biologis :
Aristoteles menggambarkan perkembangan ke dalam tiga tahap, yaitu:
1.      Tahap I   : dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain).
2.      Tahap II  : dari 0,7 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah).
3.      Tahap III : dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja/ pubertas, masa peralihan masa usia anak menjadi remaja). 

Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu sebagai berikut:
1.      Tahap I : fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran yaitu sekitar 9 bulan 280 hari.
2.      Tahap II : infancy (orok) mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari.
3.      Tahap III : babyhood ( bayi), mulai 2 minggu sampai 2 tahun.
4.      Tahap IV : childhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai remaja.
5.      Tahap v : adolesence /puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21 tahun. 


Tahap Perkembangan Berdasarkan didaktis:
 Dipandang dari segi pendidikan, menurut comenius, pendidikan yang lengkap bagi seseorang itu berlangsung dalam empat jenjang, yaitu:
1.      Sekolah ibu (scola materna), untuk anak- anak 0,0 sampai 6,0 tahun,
2.      Sekolah bahasa ibu (scola vernaculann) untuk anak-anak 6,0 sampai 12,0 tahun,
3.      Sekolah latin (scola latina), untuk remaja usia 12,0 sampai 18,0, dan
4.      Akademi (academika) untuk pemuda- pemudi usia 18,0 sampai 24,0 tahun.

Rousseau mengemukakan penahapan perkembagan sebagai berikut:
1.      Tahap I :0,0 sampai 2,0 tahun, usia asuhan.
2.        Tahap II : 2,0 sampai 12,0 tahun, masa pendidikan jasmani dan pancaindra
3.      Tahap III : 12,0 sampai 15,0, periode pendidikan akal.
4.      Tahap IV : 15,0 sampai 20,0 periode pendidikan dan pendidikan agama.

Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis
a.      Dari lahir sampai masa keguncangan pertama (tahun ketiga atau keempat yang biasa disebut masa kanak- kanak).
b.      Dari masa keguncangan pertama sampai pada masa keguncangan kedua yang biasa disebut masa keserasian bersekolah.
c.       Dari masa keguncangan kedua sampai akhir masa remaja yang biasa disebut masa kematangan.
  

Tahap-Tahap perkembangan Intelek/kognitif (Pikiran)
a. Tahap Sensor Motorik
Dialami anak usia 0-2 tahun. Pada tahap ini, interaksi anak dengan orang tuanya
terutama dilakukan melalui perasaan dan otot-ototnya. Dan ditandai dengan karakter yang menonjol
b. Tahap Pra-Operasional
Berlangsung pada 2 – 7 tahun. tahap ini disebut juga tahap intuisi. karena perkembangan kogitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana Intuitif, artinya semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pimikiran, tapi oleh unsur perasaan yang cenderung alami.

Tahap Operasional Kongkret
Pada usia 7-11 tahun. tahap ini mulai menyesuaikan diri dengan realitas kongkret(nyata) dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya.
d. Tahap Operasional Formal.
Tahap ini dialami pada usia 11 tahun keatas. pada masa ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya.

Kesimpulanya Menurut Saya (Wahyu Anasti)  Tahap Perkembangan peserta didik disatuan pendidikan sekolah menengah (SMP) . Sudah dimulai dari umur 11 Tahun yang sering disebut dengan masa Puberty (Masa Pubertas) dan dimasa tersebut peserta didik sudah mulai melalui masa pendidikan jasmani pendidikan akal, pancaindra dan pendidikan agama. Dan mulai mengalami masa kematangan remaja dan masa ini, anak telah mampu mewujudkan semua tugas, pekerjaan ataupun keinginannya. Biasanya dimasa ini peserta didik cukup sensitive. Contoh ia tidak ingin dimarah atau dipermalukam di depan umum.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar